Uap kopi meninggalkan embuh pada jendela rasa
Yang tercium mengengat kulit yang masih belia
Dapur emak isinya pelangi
Membentang indah di ufuk jantung
Kasihnya tak luntur dari kabut tebal
Yang keluar dari  tungku
Emak tetap pelik menanak harap dalam pangkuan kasih yang tak pernah luruh
Emak duduk begitu kusyuk dan manis di sudut bibir tungku
Dengan mata terlipat-lipat bagaikan cakar ayam
Mulut emak merapalkan doa
Di hadapan tungku yang masih menyala
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!