Mohon tunggu...
Paulus Adhitama
Paulus Adhitama Mohon Tunggu... Sales - salah seorang pelaku industri pariwisata di bidang tour ziarah

Nama Saya Paulus Adhitama, biasa dipanggil Adhi. Saya berkecimpung di dunia travel, secara khusus di pelayanan ziarah. Tujuan ziarah mulai dari Yerusalem maupun ke Lourdes dan berbagai tempat ziarah di berbagai belahan dunia lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pengalaman Naik Pesawat ke Turki di Era Pandemi

11 Januari 2021   15:30 Diperbarui: 16 Januari 2021   17:55 2916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh jacqueline macou via pixabay.com

Di tengah penerbangan kembali diberikan makanan di dalam paper bag dengan isi roti sandwich, jus jeruk dan sepotong kue. Dua jam sebelum mendarat kru kabin kembali membagikan makanan dalam di dalam paper box sebagai sarapan. Isinya? Sama dengan box makan malam. Satu yang hilang dan saya rindukan: pramugari dengan tray menawarkan minuman mulai dari teh hingga wine dan beragam minuman alkohol.

Oh iya satu hal yang berbeda juga saya temukan di toilet pesawat. Sekarang untuk flush WC cukup dengan sensor gerakan tangan. Arahkan tangan ke sensor flush dan otomatis toilet akan terguyur. Begitu juga dengan keran air sudah dengan sensor. Arahkan telapak tangan di bawah keran, maka air akan langsung mengalir. 

Untuk membuang tissue atau sampah lain, cara membukanya dengan menginjak pedal kaki di bawah, maka tutup tempat sampah akan terbuka. Tidak perlu lagi mendorong tutup tempat sampah seperti biasanya. Inovasi yang sangat membantu penumpang ketika tengah menggunakan toilet dalam penerbangan di era pandemi seperti sekarang ini.

Tepat pukul 05.58 roda pesawat menyentuh landasan bandara Turki. Situasi bandara Turki terlihat lengang. Antrian di loket imigrasi tidak terlalu banyak karena banyak loket yang dibuka. Mungkin juga untuk mencegah kerumunan, petugas membuka hampir semua loket yang ada. Setelah itu di pengambilan bagasi, di mulut conveyer belt ada sinar ultra violet yang berfungsi untuk mematikan virus atau bakteri.

Sebelum pandemi biasanya kami sudah bisa bertemu dengan local guide di hall kedatangan. Di sana juga para penjemput biasanya menunggu. Tetapi ketika kami tiba di hall tersebut suasananya sepi tidak ada orang. Ternyata ada aturan baru bahwa tidak boleh ada penjemput di sana, sehingga kami harus berjalan sendiri keluar sampai bertemu bus kami. Di sana baru kami bertemu dengan local guide.

Demikian situasi terkini tentang perjalanan berangkat dari Jakarta menuju Istanbul di era pandemi. Kalau boleh disimpulkan, naik pesawat masih lebih nyaman di era sebelum pandemi. Tetapi bagaimana lagi, demi kesehatan dan keselamatan banyak hal harus disesuikan.

Lalu bagaimana situasi di Turki sendiri dan juga bagaimana menikmati traveling di Turki saat ini, bisa disimak dalam tulisan saya berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun