Adamu tersembunyi.
Terperangkap dalam mulut.
Terpelihara dengan lembut.
Tertunduk pada kehendak bibir melepaskanmu kapan dan kenapa engkau boleh bergerak bebas.
Sungguh dasyat!
Sekali engkau dilepaskan,
Alam semesta meleset keluar mengeja dalam warna-warni kata-kata yang tak menemui pangkal.
Sayang!
Selamanya engkau diperbudak oleh nalar dan rasa.
Adamu tak kan pernah berpaling.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!