Melalui refleksi yang mendalam, kita bangkit dari keterpurukan. Kita membuka diri, menyadari segala kesalahan, segala dosa yang pernah kita perbuat, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Memohon pengampunan dari Allah, Pemilik Kerahiman. Kita pun bangkit untuk bermurah hati; mengampuni orang lain yang pernah menyakiti hati kita. Karena dengan mengampuni, kita menyehatkan emosi, memperkuat ketahanan jiwa, memperteguh iman dan mendapatkan kedamaian hidup.Â
Tidak hanya sampai di situ. Kita membangun niat untuk memperbaiki diri; tidak mengulangi lagi perbuatan-perbuatan yang sama di kemudian hari.Â
Itulah hakikat mengampuni.Â
Di situlah letak keindahannya, bahwa mengampuni bukanlah tindakan spontanitas, melainkan sebuah proses pembaharuan diri di hadapan Allah. Maka, marilah kita saling mengampuni, sebagaimana Allah sendiri telah lebih dahulu mengampuni kita.
Jakarta, 1305021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H