Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mempertimbangkan Prakerin Siswa SMK di Masa Covid-19

20 Juni 2020   20:53 Diperbarui: 11 Juni 2021   12:21 6226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SMK Bisa-Hebat (Ilustrasi pribadi)

UKK yang terhambat karena pandemi virus corona telah mendorong Dirjen Pendidikan Vokasi, Patdono Suwigjo (Kemendikbud.go.id, 3/4/2020) memberikan empat alternatif pengganti UKK, yaitu menggunakan nilai kompetensi praktik semester 1 sampai semester 5, menggunakan penilaian dari praktik industri, memakai nilai uji sertifikasi keahlian, dan sekolah bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bersama industri melakukan uji sertifikasi kompetensi siswa setelah Civid-19 berlalu.

Bagaimana dengan Prakerin? Apakah ada alternatifnya? Barangkat dari tujuan Prakerin, melaksanakan praktik kerja di lapangan tidak bisa ditiadakan, alias harus dilaksanakan. Berikut pertimbangannya.

Gagap Teknologi
Harus kita akui bahwa pengalaman belajar siswa di sekolah berbeda dengan pengalaman di lapangan kerja. Sarana belajar, khususnya teknologi pada setiap sekolah berbeda.

Kita tidak bisa mengelak bahwa sarana dan prasarana belajar seperti ruang lab dan kelengkapannya pada setiap sekolah berbeda. Apalagi kita membandingkannya antara sekolah swasta dan sekolah negeri saat ini.

Baca juga: Mari Kita Benarkan Program Prakerin Bagi Siswa SMK

Jika tidak adanya Prakerin, siswa akan gagap ketika mulai memasuki dunia kerja. Keterbatasan pemahaman dan keterampilan mengaplikasikan sarana yang tersedia di dunia kerja akan menimbulkan beban psikologis pada dirinya sebagai karyawan baru.

Di samping itu, dunia usaha memerlukan waktu ekstra untuk memberikan pelatihan dan membiasakan pola-pola kerja kepada karyawan barunya. Bukan tidak mungkin, perusahaan yang memiliki standar kerja yang tinggi akan segera memberhentikan karyawan yang belum siap kerja ini.

Etos Kerja
Secara teori, etos kerja di dunia usaha dan dunia industri sudah diperkenalkan di sekolah. Namun, berdasarkan pengalaman penulis sebagai pembimbing siswa yang melaksanakan Prakerin, siswa seringkali terkejut ketika berada di lapangan. Etos kerja seperti kedisiplinan, tanggung jawab, kemandirian, kesopanan, ketelitian dan kecepatan bekerja menjadi pembelajaran yang sangat berharga.

Tentu hal ini menjadi semacam cambuk tersendiri bagi siswa yang selama di sekolah bersikap tidak atau kurang disiplin, sering terlambat, kurang bertanggung jawab, dan kurang mandiri dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Nah, kita bisa membayangkan jika tidak adanya Prakerin.

Sekolah meluluskan siswa yang "buta" terhadap etos kerja yang nyata di lapangan. Demikian juga, lulusan SMK menjadi beban bagi dunia usaha atau dunia industri karena membutuhkan waktu ekstra untuk memperkenalkan dan membiasakan lulusan ini dengan etos kerja perusahaan.

Kebijakan Bersama
Sampai kapan pandemi corona berlalu dari negara kita, tidak ada yang tahu persis. Yang pasti bahwa pemerintah sudah menetapkan tahun ajaran 2020/2021 dimulai tanggal 13 Juli 2020. Perihal apakah siswa belajar tatap muka di sekolah, belum dipastikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun