Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tuhan Telah Dipenjara

1 April 2020   17:08 Diperbarui: 1 April 2020   17:02 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TUHAN TELAH DIPENJARA

Tuhan telah menjelma

Dalam beragam derap.

Primordialisme.

Materialisme.

Hedonisme.

Segenap kepala dan dada

jadi Baru,

tapi bukan karena rinso.

Berjuta kepal diangkat

Berjuta bibir bergerak

Menyanyikan syair  perjuangan

Bermeterai kebenaran.

Lihatlah,

Mereka mengacungkan keris

Mengepalkan tangan

Menyematkan cincin

mengalungkan akik.

Bertuaaaaaah!

Meneriakan lagu keagamaan.

Lihatlah,

Di atas monumen 

hotel berbintang

ruang rapat

rumah tua

tanah kosong

lubang di gua

Mereka bicara tentang negara;

Tentang pelayanan

Tentang kaum hina

Berlandaskan nilai-nilai

Ketuhanan Yang Maha Esa,

Namun, sayang,

Kata-kata mereka terperosok

dalam kerongkongan

Lalu jatuh mendekam di perut.

Lihatlah,

Tuhan bertukar ragam

Berpadu dalam nalar dan rasa

Tanpa hati.

Tuhan telah dipenjara

Oleh keragaman.

Tidak lagi  Esa.

Tuhan tersekat oleh penafsiran segelintir

Mestinya lahir dari perjalanan hening di hati.

Tuhan bertahta dalam benda

Buat melindungi diri;

Mengejar popularitas;

Mendapatkan jabatan;

Memupuk kekayaan;

Buat membalas kejahatan.

Tuhan pendendam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun