Sebab sekali-sekali aku marah dalam diam dan  menadah air mata
Sesekali memang aku tak ingin hidup dan membantah
"Apa yang menjadikan aku alasan yang tak bisa dielak,?"
Puisi itu  kukeluarkan dari dalam tasku setelah lama merenung tentang pelajaran di kelas
Buku dan catatatan masih begitu belia, kata-kata cacat
"Ini ambil, dan bacalah kuat-kuat,
 Agar seisi rumah tahu"
Ia membaca walaupun tak kulihat dengan cara apa ia mendamaikan kata dan cinta
Suaranya bergetar dan malam itu sungai kecil mengalir dari sudut mata ibu.
"Bacalah sekali lagi!"
Aku membentak dan melabrak punggungnya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!