Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rocky Gerung: Anies Baswedan Layak Pimpin Nusantara, Temuan Ganjar, dan Panggung 2024

2 Februari 2022   18:18 Diperbarui: 2 Februari 2022   18:25 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IKN Nusantara: Kompas.com

Rocky Gerung: Anies Layak Pimpin Nusantara, dan Kepemimpinan Ganjar Pranawa, Berebut Panggung 24

Nusantara memang sudah memisahkan, mana kambing mana domba. Semua terpisahkan bak kutub magnet. Lihat saja para penolaknya, dengan membawa-bawa Tuhan segala. Pada sisi lain, para pendukung atau minimal tidak ambil peduli berlebihan, mau pindah atau tidak  bukan masalah, tetap bahagia. Hidup berjalan terus kog.

Pada bagian lain, lomba-lomba mengharap bisa jadi pemimpin  di IKN Nusantara. Kelompok, ormas, atau parpol getol menyorongkan nama-nama potensial.  Termasuk kelompok yang menolak dengan terang-terangan pemindahan Ibu Kota Negara, Nusantara. Lucu atau naif? Ngakak saja. Karena ya itu lagi itu lagi.

Menarik apa yang Ganjar Pranawa lakukan, sebuah temuan sebagai pemimpin daerah. Ia sidak dan mendapati tembok ambrol hanya karena sepakan, bukan tendangan. Sontak menjadi pembicaraan, dan ramai menjadi sebuah "kampanye" positif, gratis, bukan buatan dengan cara aneh=aneh.

Seorang pemimpin daerah, melakukan kunjungan mendadak pada bangunan proyek dan menemukan masalah itu   kalau mau sangat biasa. Hanya saja, sering pejabat itu datang manut pada maunya kontraktor atau penanggung jawab lapangan. Kalau mau tahu keadaan asli, jalan sendiri dan akan menemukan begitu banyak  masalah.

Hal yang masih terjadi dan itu bukan cari-cari. Mayan untuk menaikan nama di depan publik tanpa perlu merebut panggung atau mencela pihak lain. Hal yang    pasti masyarakat sukai dan elu-elukan. Keadaan proyek masih banyak persoalan, jadi sebenarnya itu adalah peluang gede untuk menaikan citra positif dengan cara yang elegan dan sah.

Ribet dari pada pontang-panting ke daerah lain dengan jelas melanggar jam kerja. Dalih apapun toh kalau mau jujur itu korupsi waktu dan tanggung jawab. Padahal di daerah yang ia memiliki wewenang, banyak hal yang bisa dipakai untuk menaikan elektabilitas dan ketenaran.

Rocky Gerung: Anies Baswedan Layak Pimpin IKN

Aneh dan ajaib. Satu sisi ia getol menolak dengan segala argumennya. Namun ia juga mengusulkan orang untuk menjadi pemimpin di sana. Mirisnya, publik tahu apa yang menjadi rujukan itu tanpa kemampuan sama sekali.

Panggung Anies Baswedan akan hilang pada akhir tahun ini. menjaga momentum hingga 24 yang masih hitungan lebih setahun itu sangat tidak mudah apalagi murah. Tanpa jabatan, Anies Baswedan akan ditinggalkan media. Paling-paling bisanya mengadakan konferensi pers, dan ironisnya hanya itu-itu saja. Melakukan kritik yang ia sendiri tidak paham esensinya, apalagi melakukannya.

Contoh, ketika ia mengatakan pemimpin itu bukan hanya kerja kerja dan kerja, namun perlu juga konsep. Siapa yang disasar adalah Jokowi dengan jargon kerja kerja kerja. Mirisnya, ia konseptor yang aplikasinya nol besar. Timnya kedodoran  menjawab ini malah melontarkan masalah baru.

Susah memoles keberadaan Anies semoncer Ganjar atau Prabowo. Belum lagi tidak memiliki partai politik potensial yang akan mampu membawa gerbong spektakuler. Isu-isu selama ini hanya Demokrat, P3, atau PKS. Semua   partai gurem yang tidak memiliki kekuatan. Kecuali mampu menarik Golkar, Gerindra, atau bahkan PDI-P  itu baru harapan gede. Sekelas Nasdem pun untuk nasional belum bisa bicara banyak.

Apa yang Rocky Gerung lontarkan itu kan hanya sebuah pengharapan, yang jauh dari sebuah kenyataan. Mengapa?

Pilihan presidan, tentu saja hak sepenuhnya ada para Jokowi. Meskipun demikian, toh akan konsultasi pada para pemimpin partai politik gede pengusung pemerintah. Siapa yang paling mungkin memberikan masukan? Ya PDI-P lah. Golkar masih mungkin memberikan masukan dan cukup punya power.

Partai gede tentu berharap bahwa kader atau  nasihat mereka yang akan didengar presiden. paling santer PDI-P telah menyebut Ahok sebagai kandidat yang mereka sodorkan. Lihat dan dengar, bagaimana mereka, para penolak IKN Nusantara, juga riuh rendah menolak nama Ahok dengan beragam keanehannya.

Demokrat yang diwakili Roy Suryo menyoal orang bekas tahanan. Padahal belum tentu yang tidak ditahan itu baik-baik saja. Ada kog yang ngeles dan memutarbalikan fakta, atau pengerahan massa sehingga lepas dari buen.

PKS apalagi memang paling antipindah ibukota tanpa alasan jelas, dan juga tidak suka dengan Ahok, lagi-lagi alasannya tidak jelas. Tukang biang gaduh, aneh dan lucu, siapa yang suka provokasi, dan siapa yang dituduh. Susah pokoknya.

Tidak perlu menyebut kata-kata ala alumni 212, yang tidak ada kepentingan dan kapasitas tapi seolah mereka adalah segalanya. Yang Novel Bamukmin katakan itu tidak ada korelasi dan urgensinya bagi bangsa dan negara. Fokusnya hanya kepentingan dirinya sendiri.

PDI-P menyodorkan nama Ahok dengan menepikan Risma. Hal yang sangat wajar, yang menteri biar fokus pada penugasannya. Toh, kinerja Risma sangat bagus untuk kementerian, apalagi jika nantinya dipersiapkan untuk Jakarta.

Ahok itu pelayan Jokowi yang sejati. Apa yang Jokowi mau itu Ahok paham tanpa perlu banyak ribet dan ribut. Tanpa perlu dua kali Ahok sudah paham dengan  apa yang Jokowi maui. Ini jelas hemat banyak hal.

Kemampuan mengelola Ahok juga mumpuni untuk berinovasi dan juga melakukan terobosan yang gila sekalipun. Tanpa gangguan ala dewan DKI masa lalu, Ahok akan sangat moncer memperlihatkan kemampuannya.

Tempaan dua tahun di bui akan membuatkan tahan uji dan tahan comel yang membuat orang ribut terus. Siapapun yang ditunjuk Presiden RI tentu yang terbaik bagi IKN Nusantara dan bangsa ini tentu saja. Lupakan soal buang jin atau monyet, kebesaran bangsa itu dari pengampunan bukan hukuman.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun