Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rocky Gerung: Anies Baswedan Layak Pimpin Nusantara, Temuan Ganjar, dan Panggung 2024

2 Februari 2022   18:18 Diperbarui: 2 Februari 2022   18:25 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IKN Nusantara: Kompas.com

Contoh, ketika ia mengatakan pemimpin itu bukan hanya kerja kerja dan kerja, namun perlu juga konsep. Siapa yang disasar adalah Jokowi dengan jargon kerja kerja kerja. Mirisnya, ia konseptor yang aplikasinya nol besar. Timnya kedodoran  menjawab ini malah melontarkan masalah baru.

Susah memoles keberadaan Anies semoncer Ganjar atau Prabowo. Belum lagi tidak memiliki partai politik potensial yang akan mampu membawa gerbong spektakuler. Isu-isu selama ini hanya Demokrat, P3, atau PKS. Semua   partai gurem yang tidak memiliki kekuatan. Kecuali mampu menarik Golkar, Gerindra, atau bahkan PDI-P  itu baru harapan gede. Sekelas Nasdem pun untuk nasional belum bisa bicara banyak.

Apa yang Rocky Gerung lontarkan itu kan hanya sebuah pengharapan, yang jauh dari sebuah kenyataan. Mengapa?

Pilihan presidan, tentu saja hak sepenuhnya ada para Jokowi. Meskipun demikian, toh akan konsultasi pada para pemimpin partai politik gede pengusung pemerintah. Siapa yang paling mungkin memberikan masukan? Ya PDI-P lah. Golkar masih mungkin memberikan masukan dan cukup punya power.

Partai gede tentu berharap bahwa kader atau  nasihat mereka yang akan didengar presiden. paling santer PDI-P telah menyebut Ahok sebagai kandidat yang mereka sodorkan. Lihat dan dengar, bagaimana mereka, para penolak IKN Nusantara, juga riuh rendah menolak nama Ahok dengan beragam keanehannya.

Demokrat yang diwakili Roy Suryo menyoal orang bekas tahanan. Padahal belum tentu yang tidak ditahan itu baik-baik saja. Ada kog yang ngeles dan memutarbalikan fakta, atau pengerahan massa sehingga lepas dari buen.

PKS apalagi memang paling antipindah ibukota tanpa alasan jelas, dan juga tidak suka dengan Ahok, lagi-lagi alasannya tidak jelas. Tukang biang gaduh, aneh dan lucu, siapa yang suka provokasi, dan siapa yang dituduh. Susah pokoknya.

Tidak perlu menyebut kata-kata ala alumni 212, yang tidak ada kepentingan dan kapasitas tapi seolah mereka adalah segalanya. Yang Novel Bamukmin katakan itu tidak ada korelasi dan urgensinya bagi bangsa dan negara. Fokusnya hanya kepentingan dirinya sendiri.

PDI-P menyodorkan nama Ahok dengan menepikan Risma. Hal yang sangat wajar, yang menteri biar fokus pada penugasannya. Toh, kinerja Risma sangat bagus untuk kementerian, apalagi jika nantinya dipersiapkan untuk Jakarta.

Ahok itu pelayan Jokowi yang sejati. Apa yang Jokowi mau itu Ahok paham tanpa perlu banyak ribet dan ribut. Tanpa perlu dua kali Ahok sudah paham dengan  apa yang Jokowi maui. Ini jelas hemat banyak hal.

Kemampuan mengelola Ahok juga mumpuni untuk berinovasi dan juga melakukan terobosan yang gila sekalipun. Tanpa gangguan ala dewan DKI masa lalu, Ahok akan sangat moncer memperlihatkan kemampuannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun