Asyik melototin Jokowi, malah abai menilai Andika Perkasa, Ganjar, atau Moeldoko sekalipun. Mereka ini jelas-jelas kompetitor yang sangat potensial merontokkan AHY, bukan Jokowi. Malah bisa berharap dari pemilihnya.
Survey menempatkan AHY pada posisi tinggi, disandingkan dengan ketua umum partai politik lain. Padahal Megawati, sangat kecil kemungkinan maju lagi. Malah Ganjar yang bukan ketua umum sangat mungkin menjadi calon. Nah, karena asyik ke dalam diri sendiri, keluar hanya Jokowi terus yang menjadi bahan, mereka abai menakar keberadaan tokoh lain.
Menyoal Jokowi dengan harapan dapat durian runtuh, kalau berhasil. Susahnya adalah, Jokowi itu kesayangan warga dan juga media. Seburuk-buruknya apa yag dipilih Jokowi tetap lebih banyak yang mendukung. Apalagi memang kesalahan dan kekeliruan langkah Jokowi relatif kecil dan tidak cukup membuat warga bergolak.
Pendekatan Jokowi dalam menyikapi sikap oposan juga sangat mendukung langkah politisnya. Fokus pada program dan kerja, membuatnya tidak memberikan energi dan perhatian pada sikap lawan politik yang tidak mendasar juga. Ini kerugian dari Demokrat yang biasa responsif bahkan masuk pada tataran reaktif.
Menggempur orang kuat kalau menang atau berhasil memang dapat hasil yang luar biasa. Kalau gagal ya binasa. Sayang, hingga hari ini, seolah Demokrat masih saja berkutat dengan satu jalan ini. Padahal sudah jelas gagal total, Â nama baik dan keberadaan Demokrat sangat jelek.
Harus bersikap dan mengubah strategi. Waktu semakin mendesak, tetapi pilihan-pilihan politiknya malah menjadi lelucon. Tenar sangat mungkin, tetapi bukan jaminan menjadi pilihan utama. jangan sewot dan kaget, kalau ada pengamat yang mengatakan untuk cawapres saja sulit ada partai yang mau mengajak bergabung, apalagi sekelas capres.
Keberadaan Demokrat itu sudah sangat kecil. Kejayaan sudah sirna, kini lebih banyak bertikai di dalam dan juga pernyataan-pernyataan yang kontraproduksi. Menyasar diri sendiri. Seperti pernyataan 14 tahun ini demokrasi memburuk. Jika menyasar Jokowi, kan baru tujuh tahun, lha yang tujuh tahun kan pepo.
Hal-hal kecil, remeh, dan seolah tidak penting namun malah menyasar dengan telak pada kondisi sendiri. Â Tanpa kesadaran, ini bisa berbahaya bagi keberadaan Demokrat. Pengalaman pilpres 2019 harus menjadi perhatian. Padahal tahun ini jauh lebih buruk dan lemah.
Layak ditunggu sikap SBY dan AHY dengan Demokratnya. Ngarep pemilih Jokowi jauh lebih realistis dari pada menyasar membabi buta demikian.
Terima kasih dan salam