Jika memang tidak ada apa-apa, pengabdian bagi bangsa dan negara, isu taliban sebanter apapun ya biar saja. Ketika narasi media, orang-orang di luar lebih tahu detail hasil, malah layak dipertanyakan dan ada apa ini?
Kan wajar namanya orang gagal itu. Sepinter apapun, toh pernah mengalami apa yang diinginkan tidak terwujud. Misalnya, maunya baju merah, eh pas dicari ukuran tidak ada. Ini juga kegagalan kog, apa salah toko, atau bajunya? Kan tidak. Memang ada kekuatan di luar yang tidak mampu dijangkau.
Manusia itu terbatas. Sangat mungkin pas ujian sedang grogi, karena tahunan tanpa ada evaluasi. Lama usai kuliah. Jadi hal yang wajar sebenarnya. Mengapa reaksinya  menjadi seperti sekarang?
Hal yang biasa, disikapi dengan luar biasa, berarti ada apa-apanya. Justru publik bertanya-tanya lha ada apa sih? Nah malah akhirnya satu demi satu diungkit.
Bagaimana aroma politik, ideologi, dan begitu banyak hal yang perlu dibenahi di KPK itu. Salah satu perubahan dan itu mencolok, adanya photo presiden dan wakil presiden serta Burung Garuda sebagai latar ketika mengeluarkan pernyataan pers.
KPK memang lembaga independen, tetapi toh masih dala bingkai NKRI dengan presiden dan wakil presiden. Wajib gambar itu ada dalam ruang-ruang lembaga negara.
Jangan mengacokan dengan narasi, gambar itu simbol intervensi. Ini sih sudah di luar nalar. Lepas kepentingan politik, ini syarat bernegara.
Gambar  Burung Garuda, jelas identitas bangsa, ideologi negara adalah Pancasila. Mengapa itu tidak ada selama ini?
Apakah dengan tampilnya ketiga gambar itu mau menyatakan, bahwa yang tidak lolos wawasan kebangsaan akan terusir? Layak ditunggu pada awal bulan depan.
Ini bukan soal integritas, bukan semata soal test wawasan kebangsaan, namun mengenai kapasitas dan ideologi bangsa yang harus dipenuhi untuk bisa menjadi aparat negara. Narasi dan opini yang berkembang sudah berlebihan. Ini yang malah menjadi tanda tanya.
Terima kasih dan salam