"Kamu tahu Kevin?" tanyanya tanpa basa-basi..
Aku godain dia saja, lihat mukanya yang datar dengan bibir mulutnya lurus aku paham dia bete.
"Itu yang bapaknya punya mall?" Â Aku hanya senyum-senyum, dia makin marah, mengepal tangannya, hapal aku. Tanda iya yang samar, namun aku tahu.
"Naksir? " candaku makin  menjadi. Buk buk, kepalan karatenya mendarat dengan telak di pundak dan lenganku. Mana aku menghindar, ngakak iya, dan dia makin marah,
"Noh...." diberikannya hape-nya ke tanganku. Aku tidak mau, dan dia hafal kebiasaannya. Dia hanya malas baca sms atau w a biasanya begitu.
"Malaikatq, km tau aq gak bsa tdur nyenyak, terkenang kmu...
Hari2 q sunyi tanpa bsa melihatmu...
Aq tdk enak mkan krn tdk ada kmu....
Aq tdk bsa bljar tanpa memandang mu...
Maukah kmu jdi mimpiq yg menyata?"
"Benar kan apa aku bilang?" Â tanyaku