Syukur bahwa mereka itu sering "mengaku" secara tidak langsung, sehingga intelijen tidak perlu susah-susah menerjemahkan akan ke mana aksi dan perilaku mereka. Hanya menunggu momentum dan waktu yang baik. Dan itu perlu kesabaran sehingga tidak malah menjadi kontraproduksi.
Jika emosional yang dikedepankan, mudah saja FPI itu dibubarkan, dan semudah juga meniup lilin ulang tahun sebagai negara. Namun apakah selesai begitu saja seperti padamnya lilin? Tidak. Karena mereka selalu memutarbalikan fakta, dan itu sangat mungkin ditunggangi banyak faksi yang memiliki kepentingan dan itu dalam negeri pun luar negeri, ada pula kolaborasi luar dengan pihak di dalam yang merasa tertekan dengan pendekatan pemerintah sekarang.
Waktu yang baik untuk menentukan sikap dan tindakan, sebagaimana menyelesaikan banyak persoalan lain. Lihat bagaimana ada  oknum yang biasa memaksa biar cepat seperti Fadli Zon, ia pun berhitung bahwa dengan memaksa dan menghina untuk cepat orang bisa salah langkah. Ketika rusuh Papua Zon memaksa presiden ke Papua, dan itu tentu riskan, ia memang sengaja demikian. ingat ketika kebakaran lahan, ia memaksa datang sampai di sana ia ledek wisata bencana. Itu sudah dalam settingan akan seperti apa.
Mengapa politis itu susah diselesaikan?
Pihak-pihak yang terlibat munafik. Mereka justru memainkan politik korban ketika diselesaikan dengan penegakan hukum. Ini yang menyandera. Mereka banyak omong kosong meskipun tidak berdasar dan berlawanan fakta dan datapun tidak peduli, karena memang ada langkah selanjutnya yang disiapkan. Jebakan yang bisa dibaca dengan baik karena monoton pilihan laku mereka.
Ketika para pelaku munafik itu  menebarkan jalanya, jangan sampai malah terperangkap pada jala itu. mereka berhitung, nah negara pun tidak kalah berhitung dengan lebih cermat karena memiliki ahli dan para pelindung negara yang tidak hanya para munafik yang ada.
Kesabaran dari rakyat untuk sejenak melihat polah ugal-ugalan anak-anak tantrum, untuk pada waktunya bisa diselesaikan dengan baik. Emosi hanya akan membubarkan banyak hal, dan tentu bukan itu yang dimaui bukan?
Terima kasih dan salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI