Hal-hal tersebut memang sangat menguntungkan posisi Jokowi-KHMA, namun ingat jangan terlena, apalagi dengan hasil survey dari jauh lebih banyak lembaga kredibel. Pemilih, relawan, timses, jangan sampai malah melupakan hal yang prinsip.
Sebuah kisah inspiratif, banyak varian, namun saya hendak mengambil kisah anggur dan pesta rakyat. Usai panen, sebagai ungkapan syukur semua harap membawa satu botol anggur terbaik, dan dituangkan dalam drum di tengah lapangan kampung.
Semua bergembira dan menuang anggur masing-masing, sebelum ritual minum bareng akan ada banyak acara. Tiba acara minum bersama, dan apa yang terjadi?
Semua mendapatkan air biasa. Mengapa demikian? Ternyata dalam benak setiap orang berpikir satu botol di antara ribuan botol seluruh desa tidak akan kelihatan.Â
Nah ini harus menjadi perhatian penting bagi para pendukung Jokowi-KHMA agar tidak terlena dan mengatakan halah satu suara tidak penting. Maka banyak gerakan untuk melenakan pemilih ini, salah satunya secara tidak langsung adalah hasil survey yang dinyatakan dengan jauh lebih masif.
Ancaman, pembelian suara untuk tidak datang, isu akan ada kerusuhan di beberapa tempat cukup efektif. Beberapa waktu lampau ada kandang partai tertentu angka kehadiran pemilih sangat rendah, sehingga partai lain yang mendapatkan keuntungan.
Isu untuk golput dan meninabobokan dengan berbagai isu. Apalagi beberapa pendukung buta pada Jokowi, sedikit saja berbeda dengan yang dibayangkan ngambeg. Contoh memilih cawapres KHMA, banyak yang kemudian ngambeg, apalagi memang dikipasi kubu sebelah.
Memilih untuk seperti ini padahal pendukung menghendak itu, ngambeg dan mengancam golput. Ini jelas serius dimanfaatkan kubu sebelah yang sangat minim dukungan itu. Mereka hanya mau menggoda pemilih yang mudah goyah dan ngambeg ini untuk dikelabui dengan perilaku mereka.
Deligitimasi kepolisian. Ada sebuah bentuk provokasi di daerah oleh seorang anggota dewan, di mana polisi tidak netral dan TNI telah benar. Cukup berbahaya karena penjaga keamanan adalah polisi, jadi jika ada apa-apa polisi telah dicurigai tidak netral.
Berkali ulang tudingan polisi lambat merespos pelaporan kubu tertentu dan cepat jika pihak lain. Atau tudingan kriminalisasi atas penegakan hukum beberapa pelaku terduga tindak pelanggaran hukum. Padahal ketika lambat ngoceh, ketika cepat menuduh kriminalisasi.
Kepolisian itu ada untuk negara, namun tudingan polisi tidak netral dan mendukung narasi kriminalisasi artinya jelas siapa yang hendak disasar dengan gagasan itu. Ini sangat serius, jangan dinilai biasa saja.