Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Harapan Berhadapan dengan Politik Kecemasan

17 Oktober 2018   05:00 Diperbarui: 17 Oktober 2018   05:07 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Politik penuh harapan, melihat kekuasaan adalah sarana untuk mengembangkan bangsa, membangun negeri, termasuk manusiannya. 

Karena melihat sebagai sarana, mereka tidak pernah takut kehilangan kursi kekuasaan, sepanjang pihak lain memiliki kepedulian atas keberadaan bangsa dan negara. Fokus bukan hanya kursi kekuasaan, namun kemajuan bangsa dan negara.

Memerintah

Penganut paham politik harapan, akan melihat kesempatan memerintah itu sebagai pengabdian. Mengabdi bagi bangsa dan negara. Pusatnya adalah kemajuan dan perubahan bangsa dan negara.

Pengikut polittik kecemasan, memerintah itu kesempatan untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan kelompok. 

Ketika keuntungan itu tidak diperoleh mereka ogah-ogahan, atau menciptakan peluang untuk bisa mengeruk kekekayaan dan menciptakan peluang adanya keuntungan untuk mereka.

Angkatan Perang dan Keamanan

Posisi militer dan polisi adalah alat kekuasaan. Ketaatan mereka pada sosok pemimpin bukan bangsa dan negara. Mereka ini bisa menjadi peneror yang ulung karena memiliki legitimasi hukum. Tentu bagi politikus penyuka kecemasan.

Berbeda dengan politik harapan, militer dan polisi adalah mitra bagi rakyat, bersama rakyat menjadi tertib hukum bersama dan membentengi diri terhadap kemungkinan serangan dari luar. Polisi dan militer tidak ditakuti, justru dicintai.

Kecemasan itu diciptakan, direncanakan, dan menjadi pertimbangan dengan masak. Jika kondisi tenang, kekuasaan bisa goyah dan itu berbahaya. Stabilitas menjadi prioritas, namun stabilitas represif karena menggunakan kekerasan bukan kesadaran.

Ketenangan dan harapan itu bahaya bagi para pengusung politik kecemasan karena mereka tidak memiliki legitimasi untuk bisa berkuasa. Jangan salah mereka akan menggunakan segala cara untuk menggapai kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun