Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Harapan Berhadapan dengan Politik Kecemasan

17 Oktober 2018   05:00 Diperbarui: 17 Oktober 2018   05:07 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Politik dan negarawan penuh harapan menempatkan hukum sebagai panglima di dalam menegakan tertib hukum bersama. Walaupun demikian, hukum untuk manusia bukan sebaliknya, manusia menjadi budak hukum. 

Jaminan atas kebebasan dengan adanya hukum yang baik. Membangun manusia taat azas sehingga sadar bukan takut akan hukum.

Penegakan hukum tidak akan pandang bulu dan bisa diharapkan benar-benar terjadi karena pemerintahan telah berjalan dengan semestinya. Suap dan kolusi telah menjadi hal yang tabu dan memalukan.

Berbeda dengan politik pembangun kecemasan. Hukum adalah senjata untuk mempertahankan kekuasaan. Pasal-pasal dibuat menguntungkan kekuasaan, sedang rakyat dan rival politik bisa menjadi korban atas peraturan yang dibuat. 

Jangan harap akan bisa menjerat politikus penyuka kecemasan ini untuk bisa taat hukum. Klaim dan menuduh pihak lain sebagai tabiat model demikian.

Meneror atas nama hukum, menjerat dengan semena-mena bagi pelanggar hukum yang berseberangan dengan kekuasaan. Kecenderungan like-dislike, menjadi besar. Kolusi dan suap meraja lela.  

Penegak hukum sering menjadi target hukum dan mengalungkan tali gantungan sendiri, karena tamak dan rakusnya.

Kekuasaan

Politik kecemasan akan melihat kekuasaan adalah segalanya. Kekuasaan bukan semata berpikir mengenai kepemimpinan dan sarana untuk bertumbuh kembang bersama sebagai satu bangsa. Fokus dan orientasi adalah kursi. 

Jika kalah hanya fokusnya melihat peluang menggagalkan yang sedang menjalankan kepercayaan. Jika menang akan merajalela dan ugal-ugalan.

Menciptakan intrik dan trik agar ditakuti, ada kecemasan yang sengaja diciptakan, sehingga merasa tergantung bahwa tanpa mereka yang berkuasa keadaan tidak aman, kondisi bisa berbahaya, dan jaminan itu ada di tanganku. Pihak lain tidak akan mampu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun