Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik itu Perlu Namanya Kompromi, Belajar dari Ahok dan Gus Dur

13 Juni 2018   05:00 Diperbarui: 13 Juni 2018   06:00 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masuk dengan cara mereka dan keluar dengan pola kita. Hal yang sangat penting namun sering abai dilakukan. Contoh memasuki kawasan atau komunitas yang setiap hari pekerjaannya berjudi dan maling sebagai hal lumrah, apakah memberikan mereka katakata suci agama akan bisa masuk? Bisa-bisa ditendang dan dibunuh. Masuk bukan dengan ikut maling tentunya, main-main lah ke sana ikut main jika mungkin yang tidak dengan uang. Sambil bergaul menyelami kehidupan mereka, upayakan perubahan dalam peri hidup mereka. Misalnya mendirikan koperasi atau apa. Tentu koperasi  bukan untuk menjerat mereka namun memberdayakan mereka. Ini contoh, jangan malah dibahas.

Pandangan dan penilaian miring soal kompromosi memang cenderung negatif karena seringnya dalam hidup bersama sebagai bangsa ini salah kamprah. Yang salah dianggap benar, yang benar dinilai salah karena banyaknya yang meyakini dan menggunakannya. Di sinilah letak kesalahannya, pemahaman bukan pada sisi komprominya.

Sering dijumpai kompromi dalam hal yang buruk, misalnya daripada ramai, ya sudah mengalah, tetapi tidak pernah ada penyelesaian hingga akar masalahnya. Paling banyak soal kerusuhan dalam peri hidup beragama. Merasa paling besar bisa mendikte yang lebih kecil. Padahal dalam hidup berbangsa ada UU dan UUD. Pun penegak hukum sering demikian.

Demi menjaga nama baik, sering kriminalitas pun diselesaikan dengan diam-diam. Perbuatan buruk bisa menjadi biasa saja karena pelakunya orang besar, misalnya. Kompromi yang tidak semestinya.

Kompromi jelas salah jika melanggar hukum, prinsip dalam perihidup, namun bukan dalam cara atau jalan mendapatkan penyelesaian. Sikap dan kebijaksaanaan diperlukan.

Terima kasih dan salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun