Paham ini sungguh menghawatirkan bagi keberlangsungan bangsa.
Pemaksaan dogma-dogma agama dalam ranah bermasyarakat tentu sangat berbahaya. Bagaimana aturan hukum bisa dilanggar dengan menggunakan dalil agama, benar tidak pemahamannya? Jangan-jangan salah, konkret mengapa Bu Khofifah diminta mendaftar menjadi calon gubernur jika dalil melarang? Artinya pemimpin masyarakat perempuan boleh, nyatanya Bu Mega bisa kog jadi presiden.
Kedua, ada kelompok, individu yang mengambil keuntungan tanpa bekerja keras. Jika ada pihak yang ngotot dan bersikukuh dengan pilihan dan keyakinannya, bisa bertikai, dan siapa yang untung? Mereka yan menghendaki kekisruhan dan keadaan tidak tenteram terjadi.
Ketiga, pendidikan perlu dikembalikan ke fungsi semula. Terlalu banyak campur tangan politik dan kepentingan di sana. Ini bukan hanya soal agama tetapi lebih jauh soal toleransi, penghargaan akan jenis kelamin sudah menjadi polemik di kalangan anak muda.
Keempat, keteladanan dari sikap elit bangsa perlu dikedepankan yang baik. Selama ini hanya yang buruk saja. Bagaimana anak-anak bisa belajar jika demikian terus.
Kelima, lembaga agama yang berkompeten perlu menyosialisasikan paham yang baik dan benar selaras dengan Pancasila bukan kepentingn politik sesaat dan semata-mata. Mendesak dan penting agar tidak salah kaprah dan malah saling curiga antaragama yang sangat tidak mendasar.
Boleh dan harus untuk menjalankan ajaran agama, tetapi apakah itu selaras dengan kehidupan berbangsa dan bernegara? Apalagi jika itu hanya keyakinan sekelompok saja, bukan keyakinan secara utuh di dalam beragama. Toleransi, penghargaan akan kemanusiaan makin jauh. Agama yang benar oleh pemakai yang benar itu akan mendekatkan kepada manusia satu sama lain dengan lebih baik, lebih dekat pula kepada Tuhan.
Agama dan orang beragama jika membuat resah, ribut, mengajarkan perselisihan, kekerasan, perlu dipertanyakan di mana esensi agamanya diaplikasikan. Agama bukan semata ritual dan asesoris, namun hati dan perilaku.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H