Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pilkada Salatiga, Spanduk yang Tidak Seimbang, Siapa Menang?

21 Januari 2017   09:25 Diperbarui: 21 Januari 2017   09:51 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lahan di  Salatiga itu kecil. Memiliki luasan sawah tidak seberapa, namun pembangunan yang menggunakan sawah yang dikeringkan seolah tidak ada batasan. Artinya suatu saat Salatiga tidak akan memiliki sawah sama sekali. Bergantung daerah lain soal beras sebagaimana air yang sekarang sudah terjadi. Salatiga hanya mengandalkan kecukupan air dari wilayah Kabupaten Semarag seluruhnya. Benar bahwa Indonesia tidak disekat oleh batasan pemerintahan, namun tidak juga demikian caranya. Pengalihan pembangunan bisa “dipaksakan” dan dialihkan ke tempat lain yang bukan sawah, apalagi jika untuk kantor atau sekolah.

Banjir sekarang ini bukan karena daerah rendah saja, namun juga salah penataan jalan dan drainase. Salatiga akan mengalami banyak hal soal genangan air ini. Sungai atau saluran air yang cukup besar sudah mulai tertutup bangunan atau warung, bisa saja dua puluh tahun ke depan lupa bahwa ada sungai dan saluran air yang cukup besar dan terjadi banjir akan kaget dan menyalahkan ini itu. Ini lepas dari pengamatan calon dan bisa menjadi bencana di kemudian hari. Apalagi sawah sebagai kawasan resapan air sudah makin menipis.

Saatnya berubah dan berbenah bukan dengan menjelekkan pihak lain, namun cerdas memilih, membaca, dan mengerti kebutuhan daerah secara langsung. Saatnya pemimpin yang turun bukan hanya melihat dari balik meja dan jendela mobil yang melaju dengan pengawalan.

Daerah hebat, negara kuat.

Jayalah Indonesia!

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun