Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sandi dan Koalisi Kekeluargaan Galau Tingkat Dewa (Tidak Ingusan)

22 September 2016   16:16 Diperbarui: 22 September 2016   16:29 1957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika mereka berpikir soal Jakarta mereka tidak akan fokus soal menang atau kalah, namun maju dan jika kalah akan mendukung yang menang dengan jiwa ksatria. Ada program yang bisa disumbangkan dan diterima dengan baik, apa bisa ya? Ngarep.com

Kerja parpol ini apa to? Lima tahun sekali saja ributnya hanya menjelang hari H, lagi kan, beol sudah mules tingkat dewa masih cari, diskusi mau buat toilet di mana, ya siap saja beol di celana. Model instan, belajar sks, dan ribut di belakang, padahal selama ini diam saja, lha ngapain selama ini, apa baru tahu kalau mau pilkada?

Mereka katanya mau Jakarta lebih baik, milih gubernur yang jauh lebih baik, lha mana? Memangnya Jakarta baru dua hari ini tiba-tiba jelek, atau Ahok baru jelek di hari kemarin dan hari ini? Tidak bukan?

Coba lihat saja perilaku parpol ini, semua sama saja, ribut hanya sehari dua hari, padahal kalau di dewan gaji mereka tiap bulan, begitu pun masih ambil sendiri tambahannya, alias nyolong, dan masih minta ini itu, menyediakan satu saja untuk calon pemimpin ribut tanpa hasil.

Atau bisa mengajukan empat calon, satu paket untuk cadangan, lha kalau iya emang ini mau main bola atau pilkada?  Tawar menawar memperlihatkan parpol gagal total untuk menjadi kawah candradimuka politisi, malah menghasilkan politikus busuk. Lebih banyak kisruh daripada membangun, lebih banyak kontroversi daripada prestasi.

Apa perlu mengirim kambing dibedaki, sehingga tidak lagi harus bingung, kalau mendakan parpol tidak perlu berebut kader ku atau bukan. Atau mosok aku yang punya kursi harus melayani?

Galaunya parpol senjakala bagi mereka untuk ke depan. Selama ini ribut saja soal Ahok, eh ternyata calon saja tidak punya. Mengapa ngurus Ahok dengan komunikasinya atau programnya, kalau ngurus parpol saja tidak pecus seperti ini?

Pesta yang menimbulkan luka, kebahagiaan dalam demokrasi malah memberi nyeri dan galau  bagi pelakunya, dan apa akan selalu seperti ini? Parpol bangun dan jangan hanya berbusa-busa mengritik tanpa bukti seperti ini.

Salam

Artikel terkait:

http://www.kompasiana.com/paulodenoven/agus-yudhoyono-meramaikan-bursa-pilkada-dki-seberapa-peluangnya_57c55e322323bd8d4a71a19b

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun