Jika mereka berpikir soal Jakarta mereka tidak akan fokus soal menang atau kalah, namun maju dan jika kalah akan mendukung yang menang dengan jiwa ksatria. Ada program yang bisa disumbangkan dan diterima dengan baik, apa bisa ya? Ngarep.com
Kerja parpol ini apa to? Lima tahun sekali saja ributnya hanya menjelang hari H, lagi kan, beol sudah mules tingkat dewa masih cari, diskusi mau buat toilet di mana, ya siap saja beol di celana. Model instan, belajar sks, dan ribut di belakang, padahal selama ini diam saja, lha ngapain selama ini, apa baru tahu kalau mau pilkada?
Mereka katanya mau Jakarta lebih baik, milih gubernur yang jauh lebih baik, lha mana? Memangnya Jakarta baru dua hari ini tiba-tiba jelek, atau Ahok baru jelek di hari kemarin dan hari ini? Tidak bukan?
Coba lihat saja perilaku parpol ini, semua sama saja, ribut hanya sehari dua hari, padahal kalau di dewan gaji mereka tiap bulan, begitu pun masih ambil sendiri tambahannya, alias nyolong, dan masih minta ini itu, menyediakan satu saja untuk calon pemimpin ribut tanpa hasil.
Atau bisa mengajukan empat calon, satu paket untuk cadangan, lha kalau iya emang ini mau main bola atau pilkada? Â Tawar menawar memperlihatkan parpol gagal total untuk menjadi kawah candradimuka politisi, malah menghasilkan politikus busuk. Lebih banyak kisruh daripada membangun, lebih banyak kontroversi daripada prestasi.
Apa perlu mengirim kambing dibedaki, sehingga tidak lagi harus bingung, kalau mendakan parpol tidak perlu berebut kader ku atau bukan. Atau mosok aku yang punya kursi harus melayani?
Galaunya parpol senjakala bagi mereka untuk ke depan. Selama ini ribut saja soal Ahok, eh ternyata calon saja tidak punya. Mengapa ngurus Ahok dengan komunikasinya atau programnya, kalau ngurus parpol saja tidak pecus seperti ini?
Pesta yang menimbulkan luka, kebahagiaan dalam demokrasi malah memberi nyeri dan galau  bagi pelakunya, dan apa akan selalu seperti ini? Parpol bangun dan jangan hanya berbusa-busa mengritik tanpa bukti seperti ini.
Salam
Artikel terkait: