o Anak/keluarga
Keluarga berjuta keluarga lain yang terkoyak dengan peristiwa itu. Gambaran satu dua tokoh film ini, namun lebih banyak lagi. Orang yang menangis karena gagal menjadi perwira setelah sekian tahun dalam pendidikan, hanya karena nenek moyangnya tidak bersih lingkungan. Ini nyata, bukan film dan jutaan kisah ada di tengah-tengah kita.
o Pernikahan
Pernikahan yang dijalin di dalam luka yang tertoreh, wajar ketika melahirkan luka baru bagi keturunannya. Pelarian akan yang didamba menghasilkan luka pihak lain. Gambaran yang memedihkan tentunya. Hanya gegara egoisme segelintir elt demi nama dan kebanggaan diri.
Â
· Terenggut:
Mahal harga yang harus dibayarkan. Terenggut dari keluarga, masa depan, cinta asmara, dan semua-muanya. Gambaran pedih, ketika ia mengucap, bapak Seda, Ibu seda....untuk menggambarkan betapa tembok tinggi itu harus membatasi interaksi dengan orang paling dekat sekalipun.
o Cinta asmara
Asmara yang paling dekat dengan kekasihnya pun harus ia relakan, bahkan hanya dengan selembar surat sekalipun. Saling menanti dengan ketidakpastian.
o Masa depan
Masa depan jelas hilang karena bukan siapa-siapa di negeri yang berbelas kasih untuk menampungnya. Sarjana nuklir yang akan menjadi pioner bangsanya malah menjadi pesuruh di sebuah gedung teater, yang makin menenggelamkan perasaan ternggutnya itu.