Mohon tunggu...
PatrisiusEKJenila
PatrisiusEKJenila Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membaca, Menjernihkan Pemahaman

13 April 2019   09:45 Diperbarui: 13 April 2019   10:04 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Memang seharusnya seperti itulah budaya literasi digerakan dalam masyarakat, sehingga pemahaman masyarakat menjadi lebih dijernihkan karena minat baca yang sudah mengakar kuat dalam diri. Membaca membuat kita menjadi semakin terangsang untuk mencari tahu tentang sesuatu sekaligus mampu menghadirkan pemahaman-pemahaman serta ide-ide yang bisa membangkitkan semangat untuk berkarya lebih banyak lagi. 

Di sini juga kita dituntut bahwa setelah membaca kita menemukan suatu gagasan baru yang bisa dengan itu menggerakan kehidupan masyarakat agar mereka mampu menemukan perubahan-perubahan itu. 

Budaya baca harus ditanam sejak dini dalam masyarakat kita, terutama untuk anak-anak yang saat ini  perlu banyak sekali pembekalan-pembekalan yang bisa menunjang aktivitas mereka didalam dunia pendidikan.e

Pendidikan harus betul-betul menerapkan budaya baca pada semua kalangan, terutama siswa dan mahasiswa. Budaya baca harus menjadi prioritas  dalam dunia pendidikan, sehingga tingkat pemahaman generasi masyarakat menjadi semakin berurat berakar dalam diri mereka. Sehingga tepat apa yang dikatakan oleh seorang pejuang Bangsa, sekaligus orang yang memang punya jiwa idealis, Tan Malaka. 

Dia pernah bilang dalam buku terkenalnya (Madilog), "Bagi seseorang yang hidup dalam pikiran yang mesti disebarkan, baik dengan pena maupun dengan mulut, perlulah pustaka yang cukup". Bagi penulis, apa yang dikatakan oleh Bapak Republik itu memang sangat tepat sekaligus memberikan sebuah kesadaran dalam membangkitkan minat baca. 

Sehingga membaca tidak sekedar hanya memahami serta mengetahui isi dari sebuah buku, melainkan yang penting, ialah dengan membaca kita mampu meneruskan pemikiran-pemikiran yang ada pada diri masing-masing orang, baik melalui mulut ataupun dengan goresan pena.e

Benih dari membaca akan melahirkan banyak tulisan-tulisan buah pikir dari manusia. Setelah membaca seseorang harus mampu melahirkan sebuah tulisan, karena dengan menulis seseorang telah meneruskan buah pikiran. Mustahil bahwa dengan tidak membaca anda mampu melahirkan sebuah tulisan. 

Penulis memang belum pernah mengetahui ada orang yang menulis tanpa terlebih dahulu membaca. Bagi penulis, lahirnya seorang yang memiliki tingkat kesadaran dalam menulis (penulis sengaja tidak menjadikan kegiatan tulis-menulis sebagai bakat, karena kegiatan menulis ada pada semua orang bukan sebagaian orang saja), sebenarnya muncul dari sikap dan kesadaran penuh dalam membaca. 

Di penghujung tulisan ini penulis ingin meminjam satu kalimat yang super hebat dari Duta baca Indonesia, Najwa Shihab. Dia pernah bilang, "Bacalah sebanyak-banyaknya buku, agar kampus tidak menjadi tempat yang memenjarakanMu".

"selama toko buku masih ada, selama itu pula kepustakaan bisa dibentuk kembali, bila perlu dan memang perlu pakaian dan makanan dikurangi, Tan Malaka".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun