Mohon tunggu...
Patrick Waraney Sorongan
Patrick Waraney Sorongan Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Ende gut, alles gut...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Jelang Era TV Digital, Jangan Lupakan Jasa Pendiri LPS Analog Lokal

18 Desember 2020   21:00 Diperbarui: 19 Desember 2020   15:35 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Mux' merupakan alat atau komponen elektronika yang bisa memilih 'input' (masukan) yang akan diteruskan ke bagian 'output' (keluaran). Pemilihan 'input' mana yang dipilih akan ditentukan oleh sinyal yang ada di bagian kontrol (kendali) 'select'. Dengan demikian, Indonesia diharapkan dapat mengejar ketertinggalan dari negara lain, terutama negara-negara Asia Tenggara, yang sudah melakukan migrasi atau 'analog switch off' (ASO) terlebih dulu.

Pemerintah juga akan mengakomodasi masyarakat yang belum mampu membeli televisi digital. Caranya, memberikan alat berupa 'set-top box;, agar televisi lawas bisa menerima siaran digital. "Alat penerima siaran televisi digital yang dapat dikoneksikan ke pesawat televisi lama, yang berjumlah sekitar 6,7 juta 'set top box' untuk rumah tangga tidak mampu," kata Menkominfo.

Siaran televisi analog sendiri selama ini masih menggunakan spektrum frekuensi di pita 700 MHz. Dengan dirampungkannya ASO, frekuensi tersebut bisa dialokasikan untuk pemanfaatan lain, antara lain untuk menggelar jaringan 5G. Penyelenggara 'mux' penyediaan tersebut, berasal dari komitmen penyelenggara 'mux'. Jika nanti tidak mencukupi, maka pemerintah akan membantu menggunakan APBN atau sumber daya lain yang sah.***

Stasiun televisi yang bersiaran lewat antena analog di Indonesia akan  segera digantikan dengan siaran digital (Foto: Istimewa)
Stasiun televisi yang bersiaran lewat antena analog di Indonesia akan  segera digantikan dengan siaran digital (Foto: Istimewa)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun