Mohon tunggu...
Patrianef Patrianef
Patrianef Patrianef Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Bedah di RS Pemerintah

Patrianef, seorang dokter spesialis bagi pasienku. Guru bagi murid muridku. Suami bagi istriku dan sangat berbahagia mendapat panggilan papa dari anak anaknya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jas Putih dan Identitas Dokter

3 Agustus 2015   11:15 Diperbarui: 4 April 2017   16:52 8761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya berjalan dengan salah seorang guru saya dan kebetulan beliau memakai jas snelli lengan panjang dan panjang hampir mencapai lutut. Beliau ditegur oleh teman beliau dan ditanya, walaupun dalam bahasa yang sangat halus untuk menegur beliau kenapa memakai baju snelli dibawa keluar ruangan. Beliau menyatakan bahwa baju itu baru pagi ini diambil dari laundry rumah sakit dan masih baru dipakai.

Pemahaman saya yang mula-mula memahami bahwa baju jas putih adalah identitas mulai berubah. Seorang guru besar saja tidak boleh memakai jas putih snelli keluar ruangan. Setelah saya berdiskusi, ternyata ada pemahaman saya yang salah. Saya yakin karena saya dibentuk dengan kultur yang sama dengan kultur dokter dokter sejawat saya yang lain di Indonesia, maka saya yakin dan percaya bahwa persepsi yang sama dimilki oleh sebagian dokter di Indonesia.

Baju jas snelli lengan panjang berfungsi untu melindungi. Jika kita praktikum di labor, digunakan untuk melindungi kita dari kontaminasi bahan berbahaya di laboratorium. Juga berfungsi mencegah kontaminasi pakaian kita dengan bahan-bahan toksik dan infeksius di laboratorium. Warna jas putih juga berperanan agar kita cepat waspada dengan perubahan warna atau bercak bisa jadi terjadi kontaminasi dengan bahan infeksius atau toksin.

Di rumah sakit atau klinik, Jas putih digunakan untuk memproteksi dokter dari penyebaran penyakit. Jas putih tersebut berfungsi melindungi pakaian kita dari kontaminasi kuman, bakteri atau virus yang bisa menempel ke baju kita dan kita pindahkan ke pasien lain. Pemindahan penyakit ini malahan bisa sampai kepada keluarga kita.

Sebagian besar rumah sakit saya perhatikan belum menganggap bahwa baju jas bisa sebagai sumber transmisi penyakit. Kecuali pada lokasi-lokasi tertentu seperti ICU dan ruang perawatan intensif lain. Dokter pindah dari ruang satu ke ruang lain dengan memakai jas yang sama dan kemungkinan transmisi melalui jas yang sama akan besar.

Bagi peserta program pendidikan dokter spesialis dengan penghasilan yang kecil dan tidak punya sumber pendapatan lain, biaya laundry atau pencucian jas putih adalah bagian yang harus dihematnya. Tanpa pemahaman yang tepat terhadap transmisi penyakit ini, mereka menggunakan jas berhari-hari dan sangat potensial memindahkan penyakit baik kepada pasien maupun keluarga.

Di negara kita tercinta ini, praktek identitas ini sudah berjalan cukup lama dan akan susah untuk menghindarkannya. Tetapi ada beberapa hal yang mungkin dapat kita lakukan untuk mencegah transmisi penyakit melalui baju

1. Rumah sakit menyediakan baju jas putih dan digunakan di ruang pemeriksaan.

2. Jas putih disediakan di masing-masing ruang rawatan dan digunakan pada saat meeriksa pasien dan diletakkan kembali ke tempatnya di ruangan.

3. Identifikasi dokter melalui “name tag”

Dan tentu saja para dokter harus merelakan bahwa jas putihnya tak lagi merupakan identitas dan dapat digunakan semua orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun