2. Teknik yang kedua adalah  memindai dan mengurai log transaksi database.
Setiap DBMS menggunakan log transaksi untuk menangkap setiap modifikasi database untuk tujuan pemulihan. Dalam tehnik ini biasanya auditor menggunakan bantuan berupa tambahan perangkat lunak atau aplikasi. Terdapat perangkat lunak yang menafsirkan log ini dan mengidentifikasi data apa yang diubah dan oleh pengguna mana. Selain itu, dengan menggunakan teknik ini perusahaan dapat memindai dan mengurai log database untuk menghasilkan laporan audit. DBMS harus membuat file log untuk memastikan pemulihan. Dengan memindai log dampak kinerja dari menangkap informasi audit bisa menjadi bukan masalah.
3. Teknik audit database ketiga adalah pemantauan proaktif operasi database di server.
Teknik ini menangkap semua permintaan SQL saat dibuat. Penting bahwa semua SQL akses diaudit, bukan hanya panggilan jaringan, karena tidak semua permintaan SQL melewati jaringan. Hal Ini penting terutama untuk platform mainframe di mana banyak aktivitas terpusat dan transaksi bisnis yang paling penting tidak pernah berjalan melalui jaringan IP (misalnya, transaksi CICS yang mengakses DB2). Pemantauan audit proaktif tidak memerlukan log transaksi, tidak memerlukan modifikasi skema database, harus sangat terperinci dalam hal menentukan apa yang akan diaudit, dan harus dikenakan hanya overhead minimal.
4. Teknik audit langsung terhadap server DBMS (software tap).
Teknik ini sering disebut juga sebagai teknik mekanisme pengawasan, dimana dalam melaksanakan teknik ini seorang auditor harus bersikap :
a. Selektif , harus berbasis pada aturan untuk mengaktifkan menangkap detail audit hanya pada yang spesifik data yang membutuhkan audit.
b. Komprehensif, harus bisa menangkap skenario lengkap dari informasi yang dapat diaudit.
c. Non-invasif, harus dapat mengaudit akses kedata tanpa menimbulkan kinerja yang mahal degradasi.
Langkah-langkah Audit Database
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan seorang auditor dalam melaksanakan audit database