Obrolan di gubuk ini terasa lebih asik lagi apalagi kakek tua pemilik gubuk nampak akrab walau baru pertama kali ketemu. Beliau banyak bercerita tentang penamaan penamaan wilayah terkait dengan tokoh Inde Dow, Bogani dan Raja Tadohe. Sejarah desa Tutuyan, Tombolikat, Togid, gunung Buion, gunung lambung, gunung doluong, Kokapoy di pegunungan simbalang dan lain lain.Â
Banyak yang dikisahkan beliau sama dengan yang di catat oleh Dunebier dalam buku overde voorsten van Bolaang Mongondou, namun ada juga hikayat hikayat yang tidak terdapat dalam buku ini. Obrolan santai lebih dari dua jam dengan kakek tua pemilik gubuk di tepi danau buyat ini, akan saya kisahkan lagi untuk kawan kawan pembaca.
Hikayat penamaan Desa Togid.
Pada masa lampau datang seorang Pangeran Bersama beberapa pengawalnya menggunakan perahu layar. Pangeran ini bernama Tadohe putra dari Raja Mokodompit dan ibunya berasal dari Sanger ( Siau).Â
Tadohe memang tujuannya ke kotabunan untuk menemui Inde Dow. Tapi nahas perahu layarnya saat akan mendekati Kotabunan di hempaskan ombak hingga umbul umbul symbol kebesaran dari pangeran ini pun tersapu ombak besar.Â
Tadohe dan pengawalnya terdampar di pantai dan di temui oleh Inde Dow. Inde Dow belum yakin kalau Tadohe adalah seorang Abo' ( pangeran). Inde Dow pun mengujinya dengan berucap : Jika engkau benar benar seorang Abo'/ Pangeran ( bangsawan Bolaang Mongondow) tebanglah pohon Togid ini dengan sekali tebasan pedang. Tadohe pun menyanggupinya dan sekali tebas pohon Togid pun Tumbang.Â
Lokasi tumbangnya pohon Togid inilah yang menjadi Desa Togid sekarang ini. Menebang pohon Togid ini menjadi ujian terakhir dan pembuktian bahwa Tadohe adalah anak raja Bolaang Mongondow. Inde Dow pun berniat mengantar Abo Tadohe ke pedalaman Mongondow. Inde Dow Bersama rombonganya bertolak menuju Tudu Im Bakid di mulai dari wilayah kekuasaannya yakni perbukitan dan pegunungan Simbalang.
Hikayat penamaan gunung Buion.
Saat meninggalkan Togid, rombongan Inde Dow dan Tadohe ini mengintari salah satu pegunungan yang tidak terlalu tinggi yang di sisinya mengalir sungai. Tadohe pun ingin mandi di sungai, tapi saat akan mandi Tadohe lupa bahwa bajunya tertinggal di Kotabunan.Â
Merajuklah pangeran yang masih remaja ini dan enggan melanjutkan perjalanan sebelum ia menggunakan bajunya yang ketingalan di kotabunan. Inde Dow pun memanggil salah satu pengawalnya untuk berbalik lagi ke kotabunan. Berbalik atau pulang lagi dalam Bahasa Mongondow di sebut Buion.Â
Sejak itu gunung ini pun di sebut gunung Buion hingga sekarang. Tadohe pun masih tidak mau melanjutkan perjalanan mendapatkan bajunya lagi. Karena di anggap lama pengawal yang pertama, Inde Dow pun menyuruh pengawal lainnya untuk menyusul. Inde Dow berpesan ke pengawal yang akan menyusul pengawal pertama tadi : TUTUY AI bo POKOLIKAT. Yang artinya Ikuti dan cepat cepatlah.
Hikayat penamaan Desa Tutuyan.
Pengawal ini bergegas mengikuti pengawal pertama sampai berhasil di ikutinya. Sejak saat itu di wilayah ini di namakan TUTUYAN hingga sekarang. Saat ini menjadi Desa Tutuyan dan kemudian menjadi nama kecamatan Tutuyan, Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow Timur saat ini.
Hikayat penamaan Desa Tombolikat.
Setelah berhasil menemukan baju milik Abo Tadohe, para pengawal ini balik lagi menyusul rombongan Inde Dow dan Tadohe. Kedua pengawal ini masih terngiang pesan dari Inde Dow 'POKOLIKAT'. Mereka pun secepatnya meninggalkan wilayah ini guna menyusul inde Dow. Sejak saat itu wilayah ini di kenal sebagai POKOLIKAT seiring waktu berubah menjadi TOMBOLIKAT.