Pendengar yang memiliki empati dan tulus akan lebih mampu mengendalikan diri untuk mengevaluasi atau mengkritik orang yang sedang berbicara. Di sinilah tantangan masuk dalam ranah masalah pribadi tanpa bermaksud menghakimi.
Dengan dalih tidak ingin terpengaruh oleh si lawan bicara, akhirnya menarik kesimpulan sendiri. Contoh sederhana seperti ini, menyalahkan orang lain karena teledor menaruh kunci mobil.Â
Berdasarkan fakta sepenggal orang tersebut pernah menghilangkan kuncinya, lalu memarahi orang lain. Setelah dicari-cari dengan seksama, ternyata kunci itu ada di kantong celananya sendiri.
Tentunya hal seperti akan membuat tidak nyaman. Bukan berfokus pada penyelesaian masalah, malahan menghakimi dan jadi ribut dengan sanak keluarga.
Untuk menghindari menarik kesimpulan sendiri dan terlalu cepat, lakukan langkah berikut:
- Ketika diri sendiri menyadari sedang menarik kesimpulan sendiri, tahan sejenak, calm down, perhatikan lagi pada informasi yang disampaikan bukan pada "apa yang sedang diduga/prasangka sendiri"
- Lihat lagi kualitas informasi yang disampaikan
- Lebih baik memastikan daripada berasumsi atau berprasangka
- Gali informasi yang relevan sesuai dengan kondisi sebelum berbicara
3. Pastikan Kondisi Mereka Butuh Solusi atau Hanya Ingin Didengar Saja
Setelah menyimak begitu lama, tentu setiap perkataan menandakan adanya sinyal ingin didengar atau ingin minta solusi. Jika masih ragu, pastikan kembali dukungan apa yang dapat diberikan kepadanya. Jika sudah waktunya berbicara dan lawan bicara membutuhkan solusi, sampaikan dengan bahasa yang tidak menghakimi.Â
Sampaikan solusi seperti Anda sedang berada pada posisinya. Jadi, lawan bicara akan merasa sedang melakukan positive self talk dan merasa aman serta nyaman bersama Anda. Hindari penggunaan kalimat-kalimat:
"Seharusnya kamu bisa melakukannya" dengan "Ini pasti sulit bagi Anda"
Mendengarkan butuh seni dan peran yang cukup luwes, fleksibel dan hanya dapat dilakukan oleh orang luar biasa seperti kita semua.Â
Jakarta Selatan, 12 Mei 2022Â
Salam,Â