Pikiran manusia menarik apa yang diyakini akan terwujud bukan yang diinginkan!
"Aduh Kacau Bekerja Seperti Ini! Kacau Balau!"
"Mati gue, Bakalan Diomelin Bos nih Kalau Begini!"
"Aduh.. gara-gara ini bakalan telat lulus deh"
"Yakin deh, orang seperti itu tidak akan bekerja lebih baik diluar sana. Paling gaji 4,5 itu Cuma sekedar admin yang input-input saja!"
"Enggak bakalan sukses itu, orang disana kerjanya cuma nungguin dagangan aja. Percaya deh sama omongan saya!"
Segala kejadian yang terjadi didalam kehidupan ini ternyata pikiran turut mengambil peran didalamnya. Maka penting bagi setiap insan untuk menumbuhkan pikiran positif. Pikiran positif menghasilkan outcome yang positif, begitupun sebaliknya. Bisa jadi sebenarnya kejadian itu tidak seharusnya terjadi, tapi pikiran terus melakukan Tarik menarik akhirnya terjadi diluar dari kehendak yang diharapkan. Misalnya, pikiran negatif terhadap orang lain apabila terus diyakini akan terjadi maka terjadi.
Dalam islam, ucapanmu adalah doamu. Berucap dan meminta yang buruk maka akan menerima yang buruk pula. Begitupun sebaliknya. Pentingnya menjaga ucapan karena didalam ucapan ada "Seni Tarik Menarik atau Law of Atraction". Dengan kata lain, manusia mampu menarik sesuatu sesuai dengan energi yang diberikan. Jika mengharapkan segala sesuatu baik, maka pikiran harus mentransmisikan pikiran positif untuk menarik kebaikan itu pada diri sendiri.
LoA dikenal sebagai Pseudoscience berupa pengetahuan dan keyakinan yang diklaim sebagai sesuatu yang ilmiah tetapi tidak mengikuti metode ilmiah. Ilmu semu, seperti ilmiah tetapi belum memenuhi persyaratan consensus ilmiah secara umum.
Penggambaran sederhana LoA, manusia ibarat tower frekuensi yang dapat menyebarkan dan menerima gelombang sinyal frekuensi kebaikan dan keburukan. LoA ini dikendalikan oleh diri sendiri dalam kondisi apapun. Sementara pikiran tidak memiliki batasan kapan harus ON atau kapan harus OFF? Artinya diri sendiri yang harus memiliki kesadaran untuk menghasilkan output yang positif didalam hidup.
Seperti ilustrasi diatas, berbagai ucapan akan keluar dari mulut yang sedang kalut, emosi, terbawa suasana, dihasut dan dipengaruhi orang. Maka dari sini, pikiran terkadang bisa saja menipu dan mempermainkan atas dorongan nafsu. Padahal saat genting, darurat atau sedang tertimpa musibah, pikiran memberikan dampak besar terhadap kejadian lanjutan yang akan dialami sebagai akibat dari apa yang dipikirkan secara persisten dan penuh keyakinan.
Memang sulit mengawasi cara pikiran ini mengkamuflase dan apa yang sedang diproduksi oleh pikiran. Secara ilmiah, manusia memiliki 6200 pikiran setiap hari. Sudah pasti manusia akan kelelahan untuk mengontrol semua pikiran yang sedang berkecamuk.
Hitungannya seperti ini, manusia memiliki waktu 24 jam dalam sehari dibagi : 6.200 pikiran sehingga dalam 1 detik aka nada 14 output dari pikiran. Baik manusia sedang dalam kondisi sadar atau tidak sadar? Baik manusia sedang terbangun atau tertidur.
Jelas hal ini sulit dikontrol secara keseluruhan. Bagaimana cara menyeimbangkan pikiran yang terus berproduksi? Allah SWT menciptakan manusia dengan segala kesempurnaannya. Penyeimbang dari pikiran adalah perasaan yang dapat membantu apa yang sedang dipikirkan manusia. Jadi, sudah selayaknya manusia harus mengenal dirinya sendiri dengan baik.
Perasaan bagaikan sebuah mekanisme timbal balik dari diri sendiri untuk diri sendiri. Merasakan apakah carut marut pikiran berjalan pada track yang benar atau tidak? Tidak masalah jika muncul perasaan yang perlu diyakinkan asal jangan menghakimi diri sendiri ataupun orang lain. Berikan pemahaman pada diri sendiri, bahwa peringatan-peringatan yang muncul dari "overthinking" harus diubah dengan memainkan peran "meminta dan menerima".
Biasakan menghargai segala kebaikan yang ada pada diri sendiri. Mulailah untuk bersyukur setiap hari, ucapkan terima kasih pada orang-orang yang telah mengajarkan menjadi lebih baik.
Dilansir dari buku "THE SECRET" karya RHONDA BYRNE manusia harus mengenali 3 bagian hidup untuk memaksimalkan LoA.
1. ASK
Tanyakan pada dirimu sendiri sebenarnya apa sih yang kamu inginkan? Tulislah Langkah strategis dan taktis yang harus dilakukan saat ini. Rumusan rencana ini hindari dengan kalimat-kalimat negatif seperti penyangkalan dan penghakiman. Contoh kecil : jangan katakana pada diri "Semoga aku tidak gagal hari ini" ganti kalimat tersebut dengan rasa syukur. "Aku bersyukur sudah belajar giat, aku yakin Tuhan berikan yang terbaik untukku". Setelah itu berfokuslah pada hal yang diinginkan bukan hal yang "BELUM KEJADIAN". Karena ketakutan yang dipikirkan terus menerus akan mensugesti seolah-olah nyata dan akan terjadi padamu.
2. BELIEVE
Berpegang teguhlah pada keyakinan untuk mencapai sesuatu bukan pada kekurangan. Mulai mengucap doa meminta dan isi perasaan dengan hal-hal yang baik. Ketika melihat orang lain lebih berhasil dari diri sendiri, tetaplah berpikir baik dan jangan iri. Apresiasi pencapaian orang lain untuk menghindari justifikasi. Misalnya : "Di masa pandemic, saat kesulitan ekonomi, mereka bisa membeli apa saja. Sudah pasti, mereka kaya. Mereka bisa melakukan apapun. Sedangkan aku hanya merasakan hidup pas-pasan saja". Hati-hati terhadap perkataan "Pas-Pasan Saja". Pikiran yang digiring dan diyakini akan terjadi, maka terjadilah!
Proses menumbuhkan keyakinan terhadap pikiran positif dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu visualisasi melalui meditasi agar alam bawah sadar memanifestasi tujuan dan harapan yang diinginkan. Berikan gambaran pada alam bawah sadar tentang manifestasi hidup.
Buatlah papan visi misalnya tujuan menjadi seorang guru, memiliki mobil mewah. Pasang gambar-gambar tersebut pada dinding kamar yang dapat memotivasi diri memperoleh hal-hal tersebut.
Selanjutnya adalah afirmasi positif dapat menghindari diri dari sabotase pikiran-pikiran negatif. Lakukan scripting atau menuliskan segala bentuk imajinasi dalam pikiran dan lepaskan dalam tulisan. Tulislah apapun seolah-olah sedang meraih apa yang sedang diminta dan percayalah itu akan terjadi.
3. RECEIVE
Apapun yang terjadi didalam hidup, terimalah dengan segala bentuk penerimaan sebaik-baiknya. Kebaikan dan keburukan adalah bagian kehidupan yang patut disyukuri dan membawa hikmah di masa yang akan datang.
Bagaimana LoA bekerja?
Pikiran negatif -- kecewa, gagal, marah, selalu menyalahkan orang lain, frustasi, ragu, merasa selalu kekurangan -- maka gelombang pikiran itu akan memantul ke semesta, menarik pikiran-pikiran negatif yang serupa, dan lalu mengirim balik dengan kekuatan penuh kepada sumbernya, yaitu diri sendiri.
Inilah alasannya para motivator dan Sebagian besar orang untuk menghindari lingkungan yang telah tercemar energi negatif. Misalnya, jalanan ibukota yang selalu macet, maka umpatan dan hujatan akan selalu keluar dari pikiran yang tidak terkontrol. Contoh lain, lingkungan toxic dapat membentuk seseorang menjadi toxic people. Disadari atau tidak, lingkungan dan teman akan membentuk cara berpikir, pikiran akan mentransmisikan pada semesta dan Kembali lagi pada diri sendiri.
Maka disarankan dan dianjurkan setiap menjelang tidur, menjauhi diri dari hal negatif seperti menonton film horror, berita criminal, hujatan, cacian dan makian terhadap orang lain. Perasaan negatif akan masuk dalam pikiran dan memproduksi energi negatif dalam diri.
Apakah LoA sama dengan mengatur dan Mendikte Allah?
Setelah dibaca secara runut dan dirasakan lagi, artinya manusia mengatur Allah sekehendak pikiran? Artinya hukum LoA mendikte Allah semau yang manusiia harapkan? LoA tidak mendikte attau mengatur Allah sang pencipta semesta.
Ilustrasi sederhana seperti ini :
Manusia seperti sedang mengajukan proposal hidupnya pada Allah melalui doa. Meminta agar hidupnya sukses, banyak harta, menjadi ibu yang baik, jodoh yang diharapkan. Pengajuan proposal kepada Allah ini bisa jadi diterima, ditolak, diganti dengan yang lebih baik.
LoA secara jelas mengatur manusia agar berpikiran baik pada Allah dan menyingkirkan hal yang tidak perlu dipikirkan. Berfokus pada hal positif yang harus dilakukan. Jika ada kegagalan, hal tersebut merupakan bagian dari rencana Allah untuk mendewasakan dan menyeimbangkan kehidupan. Tetaplah berusaha!
Manfaat LoA :
Apabila menggunakan cara kerja hukum LoA dengan kesadaran dan niat, maka manusia memperoleh manfaat :
- Semakin tahu apa yang benar-benar diinginkan dalam hidup, baik untuk aspek pribadi, hubungan, keuangan, pekerjaan dan spiritual.
- Dapat membantu mengenal diri lebih dalam sebab dalam praktiknya kita akan menggali sifat, kebiasaan sampai belief system yang terkadang bisa menghambat untuk mendapatkan apa yang benar-benar diinginkan.
- Bisa belajar untuk dapat lebih menghargai dan berterima kasih pada semua hal dalam hidup. Mulai pada diri sendiri, semua orang yang hadir dalam hidup, cerita-cerita yang hadir dalam hidup, serta tentunya pada Sang Maha Sumber.
- Semakin lebih berhati-hati dalam berpikir, merasa, berucap dan bertindak.
Mungkin tulisan ini seringan kapas, mudah diungkapkan sulit dilaksanakan! Memang tak semudah membalikkan telapak kaki, faktanya pikiran negatif selalu menghampiri. Ubahlah kebiasaan dengan berbaik sangka! Jadikan pikiran negatif sebagai warning, tetapi tidak untuk diyakini. Berikan asupan nutrisi lahir dan batin yang menyenangkan. Agar tubuh nyaman menikmati seni berperan meminta dan menerima dalam ucapan sebagai bentuk doa pada diri.
Bogor Barat, 10 April 2022
Salam,
Sri Patmi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H