Seperti ilustrasi diatas, berbagai ucapan akan keluar dari mulut yang sedang kalut, emosi, terbawa suasana, dihasut dan dipengaruhi orang. Maka dari sini, pikiran terkadang bisa saja menipu dan mempermainkan atas dorongan nafsu. Padahal saat genting, darurat atau sedang tertimpa musibah, pikiran memberikan dampak besar terhadap kejadian lanjutan yang akan dialami sebagai akibat dari apa yang dipikirkan secara persisten dan penuh keyakinan.
Memang sulit mengawasi cara pikiran ini mengkamuflase dan apa yang sedang diproduksi oleh pikiran. Secara ilmiah, manusia memiliki 6200 pikiran setiap hari. Sudah pasti manusia akan kelelahan untuk mengontrol semua pikiran yang sedang berkecamuk.
Hitungannya seperti ini, manusia memiliki waktu 24 jam dalam sehari dibagi : 6.200 pikiran sehingga dalam 1 detik aka nada 14 output dari pikiran. Baik manusia sedang dalam kondisi sadar atau tidak sadar? Baik manusia sedang terbangun atau tertidur.
Jelas hal ini sulit dikontrol secara keseluruhan. Bagaimana cara menyeimbangkan pikiran yang terus berproduksi? Allah SWT menciptakan manusia dengan segala kesempurnaannya. Penyeimbang dari pikiran adalah perasaan yang dapat membantu apa yang sedang dipikirkan manusia. Jadi, sudah selayaknya manusia harus mengenal dirinya sendiri dengan baik.
Perasaan bagaikan sebuah mekanisme timbal balik dari diri sendiri untuk diri sendiri. Merasakan apakah carut marut pikiran berjalan pada track yang benar atau tidak? Tidak masalah jika muncul perasaan yang perlu diyakinkan asal jangan menghakimi diri sendiri ataupun orang lain. Berikan pemahaman pada diri sendiri, bahwa peringatan-peringatan yang muncul dari "overthinking" harus diubah dengan memainkan peran "meminta dan menerima".
Biasakan menghargai segala kebaikan yang ada pada diri sendiri. Mulailah untuk bersyukur setiap hari, ucapkan terima kasih pada orang-orang yang telah mengajarkan menjadi lebih baik.
Dilansir dari buku "THE SECRET" karya RHONDA BYRNE manusia harus mengenali 3 bagian hidup untuk memaksimalkan LoA.
1. ASK
Tanyakan pada dirimu sendiri sebenarnya apa sih yang kamu inginkan? Tulislah Langkah strategis dan taktis yang harus dilakukan saat ini. Rumusan rencana ini hindari dengan kalimat-kalimat negatif seperti penyangkalan dan penghakiman. Contoh kecil : jangan katakana pada diri "Semoga aku tidak gagal hari ini" ganti kalimat tersebut dengan rasa syukur. "Aku bersyukur sudah belajar giat, aku yakin Tuhan berikan yang terbaik untukku". Setelah itu berfokuslah pada hal yang diinginkan bukan hal yang "BELUM KEJADIAN". Karena ketakutan yang dipikirkan terus menerus akan mensugesti seolah-olah nyata dan akan terjadi padamu.
2. BELIEVE
Berpegang teguhlah pada keyakinan untuk mencapai sesuatu bukan pada kekurangan. Mulai mengucap doa meminta dan isi perasaan dengan hal-hal yang baik. Ketika melihat orang lain lebih berhasil dari diri sendiri, tetaplah berpikir baik dan jangan iri. Apresiasi pencapaian orang lain untuk menghindari justifikasi. Misalnya : "Di masa pandemic, saat kesulitan ekonomi, mereka bisa membeli apa saja. Sudah pasti, mereka kaya. Mereka bisa melakukan apapun. Sedangkan aku hanya merasakan hidup pas-pasan saja". Hati-hati terhadap perkataan "Pas-Pasan Saja". Pikiran yang digiring dan diyakini akan terjadi, maka terjadilah!
Proses menumbuhkan keyakinan terhadap pikiran positif dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu visualisasi melalui meditasi agar alam bawah sadar memanifestasi tujuan dan harapan yang diinginkan. Berikan gambaran pada alam bawah sadar tentang manifestasi hidup.
Buatlah papan visi misalnya tujuan menjadi seorang guru, memiliki mobil mewah. Pasang gambar-gambar tersebut pada dinding kamar yang dapat memotivasi diri memperoleh hal-hal tersebut.