Bhima Yudhistira selaku Direktur Center of Economic and Law Studies mengungkap bahwa lobi-lobi pengusaha sawit ini terstruktur, rapi dan ditengarai kepentingan dalam pembuatan regulasi.
2. Pengumpulan Bukti yang Masih Belum Kuat
"Pak Menteri dan kami merasa yakin cukup bukti, ternyata mungkin dari aparat hukum belum cukup," kata Oke dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI secara virtual, Kamis (24/3/2022)
Nyatanya membuka tabir sang mafia minyak ini memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Meski indikasi dan asas praduga tak bersalah telah ditetapkan oleh Mendag, seharusnya center of gravity sekelas Mendag tidak gegabah menyampaikan informasi apalagi jika belum cukup kuat bukti. Kurangnya koordinasi antara POLRI dan Mendag menunjukkan sisi lemah pemerintah, regulator serta penegak hukum.
3. Makna "Mafia Minyak" bersifat ambivalensia
Mafia minyak lebih dikonotasikan sebagai persengkongkolan besar, massif dan terstruktur serta melibatkan banyak pihak. Maksud dari mafia minyak tidak terdefinisikan sesuai dengan pengertian, batasan dan Tindakan yang dilakukan.Â
Akhirnya muncul banyak spekulasi bahwa mafia minyak adalah pemerintah itu sendiri, produsen minyak, pelaku rantai transportasi, pedagang minyak dadakan dan para spekulan. Dari kata mafia minyak saja menimbulkan banyak interprestasi. Akhirnya muncul pertanyaan, apakah kita semua termasuk mafia minyak?
Dalam polemik minyak sebaiknya center of gravity lebih hati-hati dalam menyampaikan segala informasi kepada publik. Bukan hanya ketersediaan minyak saja, tetapi rakyat juga membutuhkan konsumsi informasi yang sehat dan tidak mengganggu psikologi serta mental.
Tangerang, 27 Marett 2022
Salam,
Sri Patmi