Suanggi atau swangi memiliki arti burung hantu. Dalam literatur lain, suanggi diartikan sebagai roh jahat yang selalu berkeliling dan digunakan oleh dukun.Â
Suanggi ini berasal dari Indonesia dan ilmu hitam yang paling ditakuti. Dukun dan penganutnya hidup di hutan dan berbaur dengan warga sekitar.Â
Dukun akan menggunakan media buntiana untuk melancarkan aksinya. Buntiana ini sejenis kuntilanak tapi lebih seram.Â
Sama seperti ilmu hitam yang sering dikenal santet, suanggi juga membutuhkan tumbal dari keluarga penganutnya. Selain itu, dampak dari suanggi ini dapat membunuh orang tanpa menyentuh.
Pada tahapan ujian terakhir untuk menjadi suanggi, orang tersebut harus dimutilasi dan harus mengembalikan badannya seperti semula untuk membuktikan keampuhan ilmu tersebut. Apabila calon penganut suanggi tidak menyimak dengan benar, maka ia akan meninggal.Â
Para penganut suanggi harus memakan daun suanggi. Apa itu daun suanggi? dalam penglihatan awam adalah daun singkong atau daun pisang. Tapi menurut penganut suanggi, daun itulah yang disebut daun suanggi.
Masyarakat di wilayah ini dilarang untuk membicarakan suanggi atau tabu. Karena siapapun yang membicarakan suanggi, ia akan datang kesana. Bahkan ada salah satu pulau di Indonesia disebut-sebut sebagai Pulau Suanggi.Â
Dalam cerita mistis, kerajaan megah ini memiliki 3 bagian yaitu bagian depan tempat persidangan, bagian tengah altar penyembahan dan peletakkan darah untuk dunia gelap serta bagian belakang dapur.
Beberapa daerah menggambarkan suanggi dalam bentuk yang berbeda. Ada yang menggambarkan sosok suanggi ini adalah wanita tua yang bertabiat buruk dan dengki terhadap warga sekitar pada tahun 1895.Â
Suatu hari, wanita tua ini pergi ke hutan dan menyembah pohon besar selama 40 hari 40 malam untuk mendapatkan ilmu sihir. Saat malam hari, ia akan mempraktekkan ilmu sihirnya, namun ia malah tercekik dan meninggal. Warga sekitar meyakini bahwa roh nenek itu yang selalu bergentayangan.
Daerah lain menggambarkan hantu perempuan yang sangat jahat. Daerah ini memberikan gambaran dukun suanggi akan melakukan ritual menari ditengah malam saat bulan purnama.
Tempat lain menyebutnya Nyata atau Hinata. Biasanya bentuk suanggi di tempat ini berbentuk bola api atau banaspati.
Kepercayaan lainnya, suanggi adalah dukun menyeramkan dengan mata merah dan suka memakan daging manusia. Dukun ini bisa berubah wujud menjadi binatang sebagai kamuflase. Memang suliit membedakan dukun suanggi secara kasat mata. Selain itu, jika ada aroma binatang kuskus, maka suanggi ada disekitar tempat itu.
Beragam Cara Ritual SuanggiÂ
Menurut penuturan wilayah yang dikenal sangat kental dengan ilmu suanggi ini, cara ilmu hitam ini mematikan orang sangat beragam diantaranya dengan memakan daging korban dari jarak jauh sehingga ia akan merasakan sakit.Â
Suanggi akan menggunakan mantra dan berubah menjadi bayangan serta mengirimkan energi negative. Cara lain adalah Dukun akan mengirimkan santet dengan melihat arah angin.Â
Jika berhasil, didalam tubuh korban aka nada benda-benda aneh. Jika gagal, santet itu akan Kembali menyerang dukun itu sendiri.Â
Terkadang dukun akan mengirimkan roh perempuan jahat kepada korban dan menyamar menjadi wanita yang sangat cantik dan menggoda si korban.Â
Kemudian cara selanjutnya, suanggi dapat dikirimkan melalui makanan dan minuman yang diberi mantra oleh dukun. Hal yang lebih menyeramkan lagi, suanggi akan mengintai korban hingga ia sendirian.Â
Setelah korban sendirian, suanggi akan melempar tanah atau batu hingga mengenai badan korban dan si korban akan pingsan. Setelah pingsan, ia akan menganiayai dan melakukan kekerasan.Â
Setelah korban meninggal, suanggi akan menjilati bekas luka dan lebam agar bekas lukanya hilang dan si korban hidup Kembali. Ketika korban hidup Kembali, suanggi akan memasukkan telur kedalam mulut korban. Konon katanya, telur itu adalah jelmaan kadal yang hidup didalam tubuh korban.Â
Bahasa sederhananya, korban dijadikan sebagai boneka. Beberapa waktu kemudian, ia memanipulasi seakan terjadi kejadian kecelakaan secara natural.Â
Setelah korban meninggal, suanggi akan mengambil telur itu secara gaib. Terkadang suanggi akan menari-nari didepan rumah korban sebagai perayaan. Pantangan bagi seorang suanggi adalah jeruk perut.
Tangerang, 17 Maret 2022
Salam,
Sri Patmi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H