Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Kabau sebagai Saudaranya Jengkol dan Petai

15 Januari 2022   15:00 Diperbarui: 15 Januari 2022   15:02 4877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jengkol dan petai seperti saudara kandung, kakak dan adik yang tidak dapat terpisahkan. Tapi, tahukah kalian jika jengkol dan petai memiliki saudara jauh? Siapa saudaranya? Perkenalkan namanya Kabau. Kabau tumbuh di Hutan Sumatra, Kalimantan, Jawa, Semenanjung Malaya dan Filiphina. Nama lain Kabau yaitu jengkol hutan atau jering antan. Kabau dapat dikonsumsi selayaknya masyarakat Indonesia memakan jengkol dan petai dengan cara dijadikan lalapan, balado, campuran tumisan, campuran makanan nasi yang bergulai lema, tempoyak dan gulai khas Sumatra lainnya.

Kabau memiliki tekstur buah seperti jengkol dengan bentuk seperti uang koin versi tebal 2cm dan diameter 1,5-2cm. Kabau lebih familiar di daratan Sumatra utamanya Bengkulu yang tropis. Jika berkunjung ke daerah Bengkulu, makanan ini banyak dijual di pasar tradisional dan swalayan dengan harga Rp. 45.000 per kilo.

Rasa kabau seperti perpaduan antara jengkol dan petai tetapi aroma khasnya lebih bau dari jengkol. Baru terkelupas kulitnya saja, aroma khasnya sudah menyeruak. Saat mengkonsumsi Kabau, Jengkol dan Petai secara bersamaan, saya secara pribadi merasakan aroma Kabau lebih kuat baunya. Meski baunya yang tidak sedap, Kabau tetap menjadi kegemaran sebagaimana saudara-saudaranya jengkol dan petai menjadi pelengkap di meja makan.


Mengapa Kabau Bau? 

Dikonsumsi mentah atau sudah dimasak, Kabau akan menimbulkan bau yang tak sedap. Mengapa demikian? Menurut Ahmad Sulaeman, PhD., Guru Besar Keamanan Pangan dan Gizi dari Fakultas Ekologi Manusia IPB University sekaligus Sekjen Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan, penyebab Kabau bau adalah kandungan oksalat di dalamnya. Asam amino mengandung sulfur yang menyebabkan bau setelah mengkonsumsinya.


Bagaimana Memasak Kabau Agar Tidak Bau? 

Sebagaimana saudaranya jengkol, memasak Kabau agar tidak bau dengan cara :

  • Memilih Kabau yang sudah tua dari warna kulit dan tekstur daging yang keras. Tentunya hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan sentuhan fisik dan melihat secara detail. Jika tekstur dagingnya lembek, itu tandanya Kabau tersebut masih muda.
  • Merebus kabau dengan cara masak air hingga mendidih, baru masukkan Kabau tanpa dikupas terlebih dahulu selama 30 menit.
  • Setelah matang, ganti air rebusan dengan air dingin. Kupas kulitnya dan langsung geprek perlahan jangan sampai Kabau hancur. Saat digeprek, kulit Kabau akan ikut terkelupas dan buang.
  • Siapkan air biasa tambahkan sedikit garam dan rendam selama 30 menit.
  • Kabau siap untuk dimasak sesuai dengan kebutuhan.

Jika ingin langsung dijadikan lalapan, Kabau dapat langsung dikonsumsi tanpa mengupas kulitnya. Rasanya akan kasar dan seperti serat-seratnya tajam dilidah. Tapi jika tidak terbiasa memakan dengan kulitnya, dikupas terlebih dahulu juga tidak masalah, sesuai dengan selera dan kebutuhan penikmatnya.

Manfaat Kabau Untuk Kesehatan : 

1. Mengandung Banyak Serat dan Melancarkan Pencernaan

Usus dan lambung membutuhkan serat agar makanan dapat diserap dengan baik dan menjaga metabolisme sebaimana mestinya. Pencernaan yang kekurangan serat akan mengalami gangguan seperti susah Buang Air Besar (BAB) dan susah kentut. Kabau dapat membantu melancarkan pencernaan dan mengurangi gangguan pencernaan.

2. Memberikan Nutrisi Tulang dan Gigi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun