Jengkol dan petai seperti saudara kandung, kakak dan adik yang tidak dapat terpisahkan. Tapi, tahukah kalian jika jengkol dan petai memiliki saudara jauh? Siapa saudaranya? Perkenalkan namanya Kabau. Kabau tumbuh di Hutan Sumatra, Kalimantan, Jawa, Semenanjung Malaya dan Filiphina. Nama lain Kabau yaitu jengkol hutan atau jering antan. Kabau dapat dikonsumsi selayaknya masyarakat Indonesia memakan jengkol dan petai dengan cara dijadikan lalapan, balado, campuran tumisan, campuran makanan nasi yang bergulai lema, tempoyak dan gulai khas Sumatra lainnya.
Kabau memiliki tekstur buah seperti jengkol dengan bentuk seperti uang koin versi tebal 2cm dan diameter 1,5-2cm. Kabau lebih familiar di daratan Sumatra utamanya Bengkulu yang tropis. Jika berkunjung ke daerah Bengkulu, makanan ini banyak dijual di pasar tradisional dan swalayan dengan harga Rp. 45.000 per kilo.
Rasa kabau seperti perpaduan antara jengkol dan petai tetapi aroma khasnya lebih bau dari jengkol. Baru terkelupas kulitnya saja, aroma khasnya sudah menyeruak. Saat mengkonsumsi Kabau, Jengkol dan Petai secara bersamaan, saya secara pribadi merasakan aroma Kabau lebih kuat baunya. Meski baunya yang tidak sedap, Kabau tetap menjadi kegemaran sebagaimana saudara-saudaranya jengkol dan petai menjadi pelengkap di meja makan.
Mengapa Kabau Bau?Â
Dikonsumsi mentah atau sudah dimasak, Kabau akan menimbulkan bau yang tak sedap. Mengapa demikian? Menurut Ahmad Sulaeman, PhD., Guru Besar Keamanan Pangan dan Gizi dari Fakultas Ekologi Manusia IPB University sekaligus Sekjen Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan, penyebab Kabau bau adalah kandungan oksalat di dalamnya. Asam amino mengandung sulfur yang menyebabkan bau setelah mengkonsumsinya.
Bagaimana Memasak Kabau Agar Tidak Bau?Â
Sebagaimana saudaranya jengkol, memasak Kabau agar tidak bau dengan cara :
- Memilih Kabau yang sudah tua dari warna kulit dan tekstur daging yang keras. Tentunya hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan sentuhan fisik dan melihat secara detail. Jika tekstur dagingnya lembek, itu tandanya Kabau tersebut masih muda.
- Merebus kabau dengan cara masak air hingga mendidih, baru masukkan Kabau tanpa dikupas terlebih dahulu selama 30 menit.
- Setelah matang, ganti air rebusan dengan air dingin. Kupas kulitnya dan langsung geprek perlahan jangan sampai Kabau hancur. Saat digeprek, kulit Kabau akan ikut terkelupas dan buang.
- Siapkan air biasa tambahkan sedikit garam dan rendam selama 30 menit.
- Kabau siap untuk dimasak sesuai dengan kebutuhan.
Jika ingin langsung dijadikan lalapan, Kabau dapat langsung dikonsumsi tanpa mengupas kulitnya. Rasanya akan kasar dan seperti serat-seratnya tajam dilidah. Tapi jika tidak terbiasa memakan dengan kulitnya, dikupas terlebih dahulu juga tidak masalah, sesuai dengan selera dan kebutuhan penikmatnya.
Manfaat Kabau Untuk Kesehatan :Â
1. Mengandung Banyak Serat dan Melancarkan Pencernaan
Usus dan lambung membutuhkan serat agar makanan dapat diserap dengan baik dan menjaga metabolisme sebaimana mestinya. Pencernaan yang kekurangan serat akan mengalami gangguan seperti susah Buang Air Besar (BAB) dan susah kentut. Kabau dapat membantu melancarkan pencernaan dan mengurangi gangguan pencernaan.
2. Memberikan Nutrisi Tulang dan Gigi
Pada usia dewasa, biasanya membutuhkan kalsium harian 1000 mg. Pada usia diatas 70 tahun membutuhkan 1200 mg dan anak-anak sekitar 1300 mg. Dalam 100 gram kabau mengandung Air: 52.7 g, Energi: 192 Kalori (Kal), Protein: 5.4 g, Lemak: 0.3 g, Karbohidrat (CHO): 40.7 g, Serat: 1.5 g, Abu (ASH): 0.9 g, Kalsium (Ca): 4 miligram (mg). Sumber fosfor dan kalsium dalam Kabau sangat baik untuk tulang dan gigi.
3. Menjaga Imunitas dan Daya Tahan Tubuh
Kabau mengandung vitamin B1 yang berfungsi untuk menjaga daya tahan tubuh dari serangan penyakit. Vitamin B1 akan menjaga imunitas tubuh agar terjaga dan tetap sehat.
4. Membantu Kerja Ginjal
Selain mengandung fosfor, kalsium dan vitamin B1, Kabau juga mengandung mineral yang sangat baik untuk menjaga kesehatan ginjal. Â
Bahaya Kabau Jika Dimakan Berlebihan :Â
Bagaimana konsumsi Kabau dikatakan cukup, kurang atau berlebihan? Standar angka ini yang belum menemukan formulanya sampai dengan sekarang. Akhirnya, standar diri masing-masing yang digunakan untuk mengkategorikan cukup, kurang dan berlebihan. Diri sendiri dapat mengukur sejauh mana kebutuhan nutrisi dibutuhkan. Makanlah Kabau seperlunya saja, jangan jadikan Kabau sebagai konsumsi pokok penghasil energi. Segala sesuatu yang dikonsumsi secara berlebihan akan menimbulkan dampak, begitu halnya dengan Kabau :
- Menyebabkan Bau Mulut dan Bau Pada Urin
- Mual, Nyeri Perut dan Diare
- Kerusakan Pada Hati
- Keracunan dan Fatalnya Tidak Sadarkan Diri
Secara garis besar, Kabau, Jengkol maupun Petai dapat dikonsumsi dengan batas kewajaran. Jangan sampai, kesukaan secara berlebihan dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang lain dan lingkungan sekitar. Setelah makan Kabau, sebaiknya segeralah bersihkan mulut dengan menyikat gigi, membersihkan lidah, flossing atau memastikan sudah tidak ada sisa-sisa pada plak dan gigi, dan berkumur. Netralisir baunya dengan mengkonsumsi Yoghurt, teh hijau, permen karet, apel dan mentimun. Tetap jaga kesehatan dan salam sehat.
Bogor, 15 Januari 2022
Salam,
Sri Patmi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H