Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemimpin Masa Depan Dalam Mitologi Tanah Jawa

28 Desember 2021   21:27 Diperbarui: 28 Desember 2021   21:33 2002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : Baytalhikmah.wordpress.com

Hakikatnya api adalah cahaya merah, angin adalah cahaya kuning, air adalah cahaya putih, tanah adalah cahaya hitam. Merah hakikatnya adalah Abu Bakar, Kuning adalah Umar, Putih adalah Usman, hitam adalah Ali.

"Akan datang dari sulbi ini (Ali Bin abi Tholib) seorang pemuda yang akan memenuhi bumi dengan keadilan. Maka apabila kamu meyakini yang demikian itu, hendaklah kamu turut menyertai pemuda dari Bani Tamim itu. Sesungguhnya dia datang dari sebelah timur dan dialah pemegang panji-panji Al Mahdi" (At-Tabrani)

Singkatnya Budak Angon dan Pemuda berjanggut adalah insan kamil, orang yang telah mengerti hakikat dirinya, mengetahui tasjid didalam dirinya, menjadi Hamba Allah yang terpuji, karena sudah mengetahui sejatinya syahadat dalam dirinya. Menjadi pancer akan menebarkan rahmat kedelapan arah mata nagin. Bukankah lambang Majapahit Siwa ditengah dan ada 8 batu merah delima pada kedelapan arah.

Lambang garuda ditengah dan 8 bintang didelapan arah. Delapan adalah Dalapan pada aksara Jawa berdasarkan filosofi aksara Jawa.

Da adalah Dumadining Zat Kang tanpa winangenan (menerima hidup apa adanya)

La adalah Lir Handaya Paseban Sejati (Mengalirkan Hidup Semata pada Tuntunan Illahi)

Pa adalah Papan Kang Tanpa KIblat (Hakikat Allah yang ada di segala arah)

Na adalah Nur candra, Gaib Candra, Warsitaning Candara (pengharapan manusia hanya selalu ke Cahaya Illahi)

Jumlah aksara Jawa Dalapan :
Da = 6, La=10, Pa=11, Na=2
6+10+11+2 = 29, 2+9 = 11, 1+1=2

Mustika Merah Delima = Maraha Dalama
Ma adalah Madep Mantep Manembah Mring Illahi (Mantap dalam menyembah Illahi)

Ra adalah Rasa ingsun handulusih (rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani)

Ha adalah Hana hurip wening suci (adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci)

Da adalah Dumadining Zat kang tanpa winangenan (menerima hidup apa adanya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun