Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemimpin Masa Depan Dalam Mitologi Tanah Jawa

28 Desember 2021   21:27 Diperbarui: 28 Desember 2021   21:33 2002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : Baytalhikmah.wordpress.com

Jadi Noyo Genggong adalah gaya mengajarnya Grojogan Sewu ketika mengucapkan sabdanya seperti melantunkan tembang dan diiringi gerakan anggota tubuh (pendekatan seni budaya). Kurang lebih seperti gaya Konghucu memberika pengajaran.

Prabu Siliwangi menghilang di bagian selatan Kerajaan Pajajaran. Lalakon Raja Brawijaya meninggalkan cerita tentang Sabdo Palon, Lalakon Prabu Siliwangi meninggalkan cerita Uga Wangsit Siliwangi.  

Cerita Sabdo Palon : Kelak dia akan kembali mengasuh pemimpin nusantara. Cerita Uga Wangsit Siliwangi adalah temui Ki Santang karena kelak dari keturunan-keturunan yang pergi ke Barat-lah yang akan mengingatkan saudara-saudara sedaerah dan yang sependirian.

Tafsir Uga Wangsit Siliwangi dan kebangkitan nusantara dengan tokoh kunci 1 : Syech Grojogan Sewu/Sabdo Palon/Noyo Genggong belajar kepada Ronggo Seto dan diperintahkan mencari Goa dibelakang air terjun untuk bersemedi yang kelak air terjun itu bernama Grojogan Sewu.

Tokoh Kunci 2 : Ki Santang (Syech Sunan Romat Suci Prabu Kian Santang) abad 14 M atau Rakean Sancang (abad 7 M) yang belajar dan diperintahkan untuk mencari tempat untuk berdzikir dan bertafakur, yang akhirnya Ki Santang menemukan bukit didaerah Garut diberi nama Bukit Godog Suci.

Kisah Sabdo Palon dan Uga Wangsit Siliwangi tentang pemimpin nusantara di akhir zaman adalah ciri dari waskitanya Raja Brawijaya V dan Prabu Siliwangi VI. Kewaskitaan tersebut diajarkan oleh Syech Grojogan Sewu. Grojogan Sewu diajar oleh Ronggo Seto dan Ranggo Seto diajar oleh Semar Bodronoyo.

Cerita Sabdo Palon dan Uga Wangsit Siliwangi adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Satu naskah skenario dengan sumber yang sama walaupun dari tempat yang berbeda yaitu Majapahit dan Pajajaran. Kedua kisah itu bak gayung bersambut yang berujung kepada dua tokoh Ronggo Seto dan Semar Bodronoyo.

Secara genealogis, Prabu Siliwangi VI di Kemaharajaan Pajajaran dan Brawijaya V di Kemaharajaan Purihita (Majapahit) sebenarnya juga masih saudara sepupu, satu keturunan dari Prabu Jaya Darma bin Prabu Darmasiksa dari Kerajaan Sunda Galuh (cikal bakal Pakuan Pajajaran dan Majapahit).


Mengapa Prabu Siliwangi memerintahkan para pengikutnya yang pergi ke Barat untuk menemui Ki Santang, padahal konon katanya hilangnya Prabu Siliwangi karena terdesak Ki Santang? Tidak masuk akal bukan?

Menurut Ahmad Y. Samantho, cerita pemaksanaan agama Islam oleh Kian Santang kepada bapaknya Prabu Siliwangi III (Sri Baduga Maharaja/Raden Pemanah Rasa) adalah mitos yang sengaja diciptakan kolonial Belanda untuk kepentingan devide et impera kepada Nusantara.

Dialah "Budak Angon" dan Pemuda Berjanggut yang diasuh oleh Grojogan Sewu/Sabdo Palon/Noyo Genggong dan Ki Santang dan dibelakangnya didampingi oleh Ronggo Seto pemilik kuda putih dan pedang (simbol kalki avatar) serta didampangi Guru Besar Semar Bodronoyo.

Budak Angon dan Pemuda Berjanggut menguasai 4 unsur (api, angin, air dan tanah) karena hakikatnya semua penciptaan berasalah dari 4 unsur tersebut. Mengapa dia dapat menguasainya? Karena dialah pancernya, menemukan sejatinya diri (sedulur papat, kelima pancer).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun