Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dulu, Saya Pernah Sekolah di SLB

10 Desember 2021   23:42 Diperbarui: 11 Desember 2021   05:11 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disaat seperti ini, Adit berusaha untuk menjadi pendengar yang baik dan teman akrab bagi Geri. Perubahan fisik pada remaja dan gejolak hormonal dalam diri Geri memunculkan dorongan yang kuat terhadap perilaku sosialnya. Meski demikian, Geri sangat ahli dibidang olahraga khususnya lari dan lempar cakram.

Dorongan Seksualitas Remaja Down Syndrome 

Menginjak usia remaja, selayaknya remaja pada umumnya mereka merasakan kondisi serupa. Seks bagi penderita down syndrome masih dianggap tabu, menyeramkan, menakutkan dan diabaikan oleh banyak orang tua dan lingkungan sekitarnya. Mitos penderita down syndrome tidak mengalami perkembangan hormon seksual adalah hal yang salah. Selayaknya manusia pada umumnya, mereka mengalami perasaan yang sama sewajarnya remaja yang mulai mencari kedewasaan diri.  Memiliki hasrat dan dorongan seks yang harus keluar dalam kehidupan sehari-hari. 

Mitos tersebut dipengaruh oleh pola pikir masyarakat bahwa penderita down syndrome mengalami keterlambatan menyerap informasi secara kognitif dan hal itu akan berpengaruh pada kebutuhan seksnya sebagai manusia. Itu semua salah! Isu-isu yang kerap kali muncul pada penderita down syndrome dalam hal merawat diri, kebersihan, dan perilaku sosial yang kurang sopan.

Sejak kecil, penderita down syndrome memiliki ketergantungan kepada lingkungan sekitarnya seperti pengasuh, orang tua, dan teman-temannya. Inilah yang membuat mereka tidak bisa membedakan ruang publik dan ruang privasi, bagian tubuh seksual dan non-seksual. 

Kebutuhan seks adalah hal yang alamiah. Urgensi pendidikan seksual dan sosial bagi penderita down syndrome harus segera dilaksanakan di lingkungan formal dan informal. Dimana pendidikan itu memenuhi komponen-komponen berupa :

1. Selfcare 

Mereka diberikan pemahaman mengenai perawatan diri, kebersihan, kesehatan, pakaian, kebutuhan pribadi lainnya.

2. Anatomi dan fisiologis
Memperkenalkan anatomi reproduksi dan fungsinya didalam kehidupan.

3. Empowerment
Selayaknya manusia, berikan kebebasan pada penderita down syndrome untuk memilih dan menentukan keputusan hidupnya.

4. Relationship 

Mereka diajarkan untuk membedakan batasan dalam hubungan dengan lingkungan sekitar. Sehingga mereka dapat memilih perilaku sosial yang tepat dalam percakapan, sentuhan dan interaksi sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun