Dampak terhadap diri sendiri adalah lupa menggali potensi diri, melihat sisi baik buruk diri sendiri, kelemahan dan kekuatannya, bagaimana cara mengembangkan diri sendiri. Jika digali lebih dalam, ada kecenderungan tidak mengenal siapa diri sendiri, bagaimana harus bersikap terhadap diri sendiri, bagaimana jika kecewa dan pencapaian tidak tercapai, hanya terus mengandalkan kekuatan orang lain. Bukan membentuk jalannya sendiri, tetapi mengikuti jalan orang lain.Â
Dampak terhadap orang lain atas sikap tersebut tentunya menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang lain. Bahkan dapat memicu konflik yang berkepanjangan karena victim mentallity ini jika dibiarkan menjadi koloni/kelompok, antar satu kelompok saling menyerang dan memunculkan perpecahan. Pihak pro dan kontra akan saling menunjukkan keberpihakannya.Â
5. Manipulatif dan Menciptakan Drama-Drama KehidupanÂ
Alih-alih bersikap mawas justru victim mentallity ini menyajikan tipuan bagi pikiran. Belum terjadi sudah takut dan panik duluan. Ketakutan ini yang mendorong victim mentallity untuk berbuat apapun dan menghalalkan segala cara yang penting ia terbebas dari tuntutan kesalahan. Ia akan membalikkan fakta yang terjadi seakan-akan ia adalah korban dari segala permasalahan, padahal dalang utama dan biang kerok terjadinya masalah. Mencari keberpihakan, ia akan merangkai ribuan drama agar orang lain percaya dan mengikuti alur-alur yang disajikan meskipun fiktif.Â
Dampak terhadap diri sendiri, kelelahan dan kehabisan waktu untuk mencari-cari cara menutupi kesalahan. Lelah mental dan fisik akan terakumulasi semakin tidak produktif. Lama kelamaan, bukan hanya beban hidup tetapi drama kehidupan yang diciptakan menguras tenaga dan waktu hingga lupa bagaimana cara bahagia bukan terus pura-pura bahagia.Â
Dampak terhadap orang lain, sikap manipulatif ini adalah sikap toxic yang harus dihindari. Sekalinya masuk kedalam diri akan meracuni lini kehidupan. Dampaknya bervariasi tergantung respons orang yang menjadi sasaran penderita victim mentallity, jika sasarannya berlaku bijak tidak menjadikannya masalah besar dan membantu proses penyembuhan. Tetapi victim mentallity ini juga berdampak pada pertentangan dan konflik terhadap orang lain.Â
Penyebab Playing Victim
1. Pengalaman Masa Kecil yang Menyakitkan/Trauma Psikis Yang MendalamÂ
Saat masih kecil, si penderita memiliki trauma berupa penindasan fisik, seks, emosi baik dari lingkungan keluarga dan sekitarnya. Sehingga untuk sekedar membahagiakan diri sendiri, ia tetap membutuhkan bantuan orang lain.Â
2. Memiliki Gangguan Kepribadian Narsistik dan ManipulatifÂ
Gangguan narsistik ini menunjukkan sifat keakuan yang sangat tinggi, dimana penderita akan selalu menjadikan dirinya sebagai porosnya dari segala poros yang ada. Jika dilingkungan kerja, ia akan berusaha menjadikan dirinya sebagai pusat dari segala-galanya. Sehingga cara-cara apapun akan dilakukan untuk menjadi pusat perhatian.Â
3. Tipe Orang Destroyer/Penghancur Diri Sendiri dan Orang LainÂ