Mohon tunggu...
Patrick AndrasenaTumengkol
Patrick AndrasenaTumengkol Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga

Seseorang yang memiliki ketertarikan pada dunia teknologi

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Komputasi Perilaku Manusia: Filosofi Prinsip Pemikiran Manusia dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan, Inspirasi dari Lensa Fiksi Ilmiah

14 Mei 2023   12:12 Diperbarui: 14 Mei 2023   12:16 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komputasi Perilaku Manusia: Filosofi Prinsip Pemikiran Manusia dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan, Inspirasi dari Lensa Fiksi Ilmiah (Game, Film, dsb.)

Pernah terpikirkan bagaimana cara kerja otak kita? Bagaimana komputer dapat memahami instruksi yang diberikan? Apa jadinya kalau kita mengintegrasikan pikiran kita dalam pengembangan Machine Learning ?

AI atau singkatan dari Artificial Intelligence mengacu pada pengembangan dan aplikasi sistem komputer atau mesin yang dapat melaksanakan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Sistem ini didesain untuk memahami lingkungan sekitar, menalar, belajar dari pengalaman, serta mengambil keputusan atau tindakan untuk mencapai tujuan atau perintah tertentu..

Para ahli membedakan AI menjadi 2 yaitu:

  • Narrow AI: 

Juga disebut sebagai AI lemah, ditujukan untuk AI yang didesain untuk melakukan pekerjaan spesifik atau pemecahan masalah. Sistem ini unggul dalam pekerjaan yang mereka dilatih namun kurangnya kemampuan kognitif terkait seperti halnya pada manusia. Contohnya berupa voice assistant, pengenalan gambar, dan algoritma rekomendasi.

  • General AI:

Juga disebut sebagai AI kuat, ditujukan untuk AI yang memiliki kecerdasan setara manusia yang dapat memahami, mempelajari, dan menerapkan pengetahuan dalam berbagai pekerjaan dan bidang. General AI masih berupa konsep teori dan para ahli terus meneliti dan mengembangkan metode untuk mencapainya

Biasanya, a stereotip daril AI di setting fiksi ilmiah adalah General AI yang memiliki kemampuan yang hampir atau sama bahkan melampaui manusia dalam pekerjaannya. Gagasan atau usulan dalam mengembangkan mesin pintar atau komputer yang membantu atau berpaling dari kita terdengar menarik secara narasi, tetapi disaat yang bersamaan juga memunculkan sejumlah ide yang menarik untuk direnungkan.

Salah satu gagasan yang diusulkan pada media fiksi ilmiah adalah digitasi dari otak manusia. Contohnya, asal mula dari ‘smart AI’pendamping Cortana dalam serial game dan novel “Halo” menyatakan kalau ia dibuat dari duplikat otak Dokter Catherine Halsey dari klon flash. 

Hal ini memberikannya kemampuan yang sama seperti manusia. Tidak hanya dapat meneriminformasi dalam jumlah yang sangat besar, ia juga dapat mempelajari dan memahami sekitarnya, bahkan dapat mengambil kesimpulan dari kejanggalan atau hilangnya data.  Kecerdasan dari AI ini berasal dari yang disebut sebagai “dynamic memory-processor matrix”. 

Menariknya, karena kemampuan mereka untuk berkembang seiring waktu, dapat menyebabkannya untuk memasuki fase Amarah(rampant)  karena aliran informasi dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terkumpulnya akumulasi besar-besaran pada kepribadiannya  dan malfungsihingga hingga sinyal neural ke vital berhenti,sederhanya mereka cenderung untuk berpikir hingga mati. Dengan demikian, Smart AI memiliki kadaluarsa selama 7 tahun dimana fase amarah(rampancy) mulai muncul. Namun, hal ini masih merupakan capaian yang sangat besar mengingat settingnya dalam tahun 2540an hingga 2550an.

Dokter Catherine Halsey dan Cortana – Halo: Reach
Dokter Catherine Halsey dan Cortana – Halo: Reach

Meskipun demikian kita memiliki hal yang serupa. Daripada menggunakan otak itu sendiri, kita menggunakan prinsip cara kerja otak dan membangun sistem berdasarkan struktur sarafnya yang disebut “Neural Network”. Neural networks adalah model komputasi yang terdiri dari neuron buatan yang saling berhubungan yang mengolah dan mengirimkan informasi. Deep learning, suatu subset dari Neural Networks, telah mencapai keberhasilan dalam tugas seperti pengenalan gambar dan pengolahan bahasa alami.

Untuk membuat kecerdasan buatan yang menyerupai manusia, kita perlu memahami bagaimana cara kerja pemikiran manusia dan bagaiman komputer memahami instrukis. 

Bagi manusia, kita memiliki otak sebagai pusat dari unit pemrosesan kita, dimana bagi kita secara ilmiah setara dengan jiwa. Dengan penalaran ini, otak atau pikiran kita adalah siapa kita sebenarnya, pemikiran, perasaan kta, semuanya dipengaruhi oleh otak kita. 

Dalam Artikel Ilmiah oleh Sumari dan Arwin berjudul “Knowledge Growing System Basics: A Review on human Thought Model for Building an Intelligent Agent (2010)” terdapat diagram model proses pemikiran manusia dalam perspektif kognitif psikologi.

Human thought model viewed from cognitive psychological https://www.researchgate.net
Human thought model viewed from cognitive psychological https://www.researchgate.net

Diambil dari jurnal, berikut adalah apa yang ada dalam berpikir, sederhananya sebagai berikut:

  • Masukan dari lingkungan sebagai stimulus eksternal yang dialirkan oleh syaraf dari seluruhindra kita.
  • Stimulus yang terproses diubah menjadi berbagai data dalam memahami dan memperhitungkan keadaan.
  • Setelah pemrosesan data, dilanjut ke pengambilan keputusan. Dengan memperhatikan informasi sebelumnya, keadaan, pengetahuan, pengalaman yang didapat, hingga keputusan tercapai.
  • Merespon terhadap keadaan sesuai dengan keputusan yang diambil.

Perlu diperhatikan kalau perasaan dapat masuk dalam proses pengambilan keputusan. Ternyata proses berpikir cukup serupa dengan cara komputer memproses informasi.

Untuk computer kalau manusia memiliki otak, komputer mempunyai prosesor. Yang seringnya ditemukan sebagai chip CPU yang fungsinya untuk memproses informasi. Serupa halnya otak dengan syaraf dan neuron untuk mengirim informasi, di dalam CPU terdapat transistoryang dapat dialiri memiliki arus yang dinyalakan dengan 1 atau mati dengan 0. 

Di dalam CPU telah tersedia rangkaian sirkuit untuk mengerjakan hal-hal yang bisa kita lakukan pada komputer, namun susunan sinyal yang dapat mengaktifkan setiap bagian dari CPU untuk melakukan pekerjaan tertentu. Karena itu, komputer memerlukan instruksi dari bahasa mesin yang merupakan kumpulan dari 0 dan 1 yang disebut biner. Yang sekarang merupakan konversi dari bahasa pemrograman untuk memudahkan antarmuka dengan pengguna pada pemrograman. Seperti manusia, kita memiliki kumpulan organ yang menopang kita namun mereka terus berjalan karena sistem syaraf kita yang bekerja secara sadar dan bawah sadar.  

Sekarang kita tahu bagaimana Komputer dan manusia memproses informasi dengan cara yang serupa, apa yang akan terjadi jika kita mengintegrasikan 2 hal ini? Brain-Computer Interfaces (BCIs) menyediakan sarana interaksi dan komunikasi antara otak dan perangkat eksternal, memungkinkan seseorang untuk mengendalikan system komputer atau robot menggunakan sinyal syaraf. BCIs telah menjanjikan dalam memungkinkan penyandang disabilitas untuk mendapat mobilitas dan komunikasi.

Walaupun pendekatan ini memberi kita pandangan dalam implementasi aspek tertentu dari otak dalam pengembangan AI, pentingnya mengingat kalau pemahaman kita mengenai kerumitan pada otak masih terbatas. Otak merupakan organ yang sangat kompleks dan banyak dari fungsinya seperti kesadaran, emosi, dan proses kognitif lanjut masih belum dipahami sepenuhnya dan direplikasikan dalam sistem AI.

Untuk contoh lain dalam AI serupa manusia adalah T-doll dari game smartphone strategi RPG Dolls Frontline (berjudul Girls Frontline di keluaran global). Bersetting di dunia yang dilanda perang pada tahun 2060 dimana perang yang digeluti dengan mesin, faksi kontraktor Griffin & Kryuger memilih untuk mengerahkan T-dolls. T-doll atau singkatan dari Tactical doll adalah android yang dipiloti dengan AI yang bervariasi dalam kelengkapannya dan lebih personal daripada terstandar untuk sebuah angkatan bersenjata. T-dolls dinamai menurut nama senjata yang digunakan, sebagian berupa model sipil yang digunakan kembali dan ada yang dibuat khusus untuk tempur.

T-doll memiliki neural cloud sebagai sistem AI yang menjadi pikiran dari T-doll dan bisa diibaratkan sebagai “jiwa” atau sistem operasi mereka. Neural Cloud adalah sistem perekaman eksklusif dimana memiliki keuntungan untuk dapat dikirim dari dan menuju mainframe untuk menjaga memori mereka agar tidak hilang karena hancur saat bertugas. Memori dari T-doll dapat diunduh ke dalam badan baru. Mengenai keseringan dalam perpindahan data antar badan dihindari dan sangatlah jarang dari kesalahan perangkat keras, namun individual yang berbeda dapat digabungkan kembali seperti halnya. Seperti halnya manusia, T-doll dapat mendapat pengalaman dalam pertempuran, semakin lama mereka dikerahkan lebih mahirlah mereka dengan senjatanya, ditambah dengan pengetahuan taktis membuat mereka lebih efektif dalam pertempuran.

Salah satu dari mekanisme masuk akal yang dikenalkan pada platform ini adalah caching dengan “tidur” T-doll bisa membersihkan cache mereka dengan tidur. Cache yang berlebih dapat menghambat kapasitas prosesnya dan menyebabkan malfungsi. Model standard tidak dapat bermimpi namun dapat secara tidak sengaja mengakses memori lama selama perawatan. Kekurangan penyimpanan dapat menyebabkan T-doll tidak dapat membuat memori baru, menyebabkan malfungsi. Mencadangkan atau penyimpanan Neural Cloud dilakukan diluar tugas karena transfer data yang besar, namun mungkin untuk dilakukan dengan menggunakan perangkat bantu. Kehilangan bagian dari memori mereka dapat meresahkan T-doll. Namun sebagian menganggapnya sebagai kesempatan untuk dihidupkan kembali setelah mati dibandingkan manusia.

T-doll secara anatomi juga serupa manusia, kepalanya menyimpan bagian yang vital dalam fungsi Neural Cloud. Konsekuensinya membuat tulang punggung atas menjadi poin terlemah dalam strukturnya yang akan menghambat seluruh fungsi motorik apabila terputus, dan kerusakan parah pada kepala dapat menjadikan T-doll tidak bisa dioperasikan. Neural cloud terletak di modul khusus yang disebut Neural Core, terletak di bagian torso. Inti ini memiliki sumber daya sendiri untuk menjaga agar neural cloud tetap aman saat dikeluarkan. Biasanya pelepasan inti dilakukan dengan alat khusus namun juga bisa dengan paksa dari badan. Namun, neural core merupakan benda yang rapuh yang mudah rusak. Masih mungkin untuk mendapatkan data dalam inti yang rusak atau kehabisan daya. Tapi sangat rentan terhadap serangan elektronik, tetapi bisa ditangkal dengan penguat sinyal

Bagian yang menyerupai “jiwa” dapat dilihat dalam perkembangan kepribadian, perilaku, dan ekspresi seperti gelisah, bahagia, marah dan sebagainya. Ini dalam ceritanya disebut sebagai kepribadian buatan, bahkan sejumlah model dapat mengembangkan hobi dan sebagian dapat mengakses memori sebagai mimpi. Hal ini juga dipengaruhi dari tingkat kesadaran mereka yang terdiri dari 3 lapis yaitu:

  • Level I yaitu kesadaran dimana berupa kesadaran normal yang dapat menerima stimulus dari luar
  • Level II dimana T-dolls dalam keadaan tak sadarkan diri atau tidur, dimana badan fisik mereka terdiam dan tidak lagi menerima stimulus dari luar dimana seringnya dilakukan pada perawatan atau perbaikan.
  • Level III menyimpan kode dasar dan data inti. Sama seperti alam bawah sadar mereka dan biasanya terjadi apabila dalam perbaikan berat dimana benar-benar terputus kendali pada badan dan tidak bisa bangun tanpa bantuan luar. Bagi yang mencapai tingkat ini, rentan terhadap halusinasi. Memori yang tersimpan pada tingkat kesadaran ini tidak bisa disalurkan keluar dan data integritas dari Neural Cloud akan perlahan semakin rusak seiring waktu, bahkan lebih cepat kalau diunduh dan reparasi berkali-kali pada badan yang sama.

Selain tingkatan kesadaran, stress yang terkumpul pada beberapa model dapat menjadi sebuah malfungsi yang dapat dilihat menyerupai gangguan mental seperti mental breakdown dan halusinasi.

Salah satu T-doll protagonis M4A1 mengalami sesuatu yang sama atau serupa dengan gangguan mental breakdown – Girls Frontline
Salah satu T-doll protagonis M4A1 mengalami sesuatu yang sama atau serupa dengan gangguan mental breakdown – Girls Frontline

Fungsi T-doll juga tergantung pada modul yang terpasang, dan beberapa modul memberikan karakteristik manusia pada mereka untuk memudahkan antarmuka dengan manusia seperti modul ekspresi, namun sebagian dari mereka menganggap kalau merasakan berbagai emosil tersebut meresahkan. Stiap T-doll memiliki kepribadian yang unik yang merupakan sejumlah dari preset dan memori mereka. Modul interaksi sosial dipasangkan untuk gaya bicara tergantung dari pasar yang dituju. Sistem T-doll juga dapat mengemulasi rasa sakit sebagai insentif penjagaan diri dalam pertempuran meskipun sebenarnya bisa dimatikan, terengahnya mereka juga direplikasikan untuk sebagai sistem pendinginan udara untuk komponen internal saat operasi intens. Mereka juga dilengkapidengan modul reaksi biologis untuk mengemulasikan reaksi tubuh manusia seperti bersin yang dapat dimatikan saat beroperasi.Beberapa bahkan memiliki alergi dan menyebabkan sakit perut.

Menariknya, selain baterai dan sumber daya pada umumnya, mereka juga bisa mendapatkan energi dengan “makan”. Meskipun Efisiensi dari masa ke energinya sangat kecil, beberapa T-doll dapat menumbuhkan obsesi terhadap makanan seperti halnya pecinta kuliner.

Tidak penting, namun perilaku yang menyerupai manusia pada T-doll rupanya penting dalam mengurangi efek Uncanny Valley saat mereka berinteraksi dengan manusia pada jangka waktu berkala atau berada dalamlingkungan dengan kondisi stress tinggi. Fungsi tadi yang berupamakan dan minum atau sekedar berwajah dan berekspresi layaknya manusia, dikelompokkan dalam Uncanny Valley Protocol. 

Sedangkan saat menjalankan operasi mereka dapat menggunakan Zener Protokol yang mirip dengan teknologi Peer to Peeryang berupa protokol komunikasi jangkauan luas yang memungkinkan mereka untuk mengirim pesan satu sama lain tanpa memerlukan mainframe atau koneksi satelit supaya mereka bisa menyampaikan perintah manusia dan informasi taktis baru. Hal ini memungkinkan T-doll untuk berfungsi independen tanpa campur tangan manusia sampai batas tertentu

Game ini dapat melihat apa yang terjadi ketika kita membuat mesin yang maenyerupai manusia atau konsekuensi dari AI yang benar-benar autonom dan independen. Bahkan membahas mengenai moral dilemma terhadap manusia dan AI. 

Terdapat kekhawatiran mengenai cepatnya perkembangan dari AI memungkinkan untuk melampaui manusia. Contoh klasik dari AI yang menaklukan dunia adalah Skynet. Bergagasan kalau kecerdasan mesin suatu saat akan melampaui dan menguasai kita.

Skynet - Terminator
Skynet - Terminator

Pernyataan ini menimbulkan diskusi opini antara sebagian menganggap kalau berkemungkinan sementara sebagian lain berpendapat lain. Meskipun demikian, merupakan fakta yang terbantahkan kalau pengembangan teknologi AI akan terus berkembang. Sebuah AI yang dikembangkan menggunakan otak manusia berkemungkinan dapat meningkatkan kemampuan dalam beradaptasi dan antarmuka, namun juga memungkinkan untuk memiliki kemampuan yang tak diinginkan untuk bidang pekerjaan tertentu. Selain ketidakstabilan, ditambahnya moral dillema dalam penggunaanotak manusia dalam pengembangannya. Hal ini menimbulkan pertanyaan: “sebarapa jauh kita akan memanusiakan mesin?”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun