Komputasi Perilaku Manusia: Filosofi Prinsip Pemikiran Manusia dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan, Inspirasi dari Lensa Fiksi Ilmiah (Game, Film, dsb.)
Pernah terpikirkan bagaimana cara kerja otak kita? Bagaimana komputer dapat memahami instruksi yang diberikan? Apa jadinya kalau kita mengintegrasikan pikiran kita dalam pengembangan Machine Learning ?
AI atau singkatan dari Artificial Intelligence mengacu pada pengembangan dan aplikasi sistem komputer atau mesin yang dapat melaksanakan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Sistem ini didesain untuk memahami lingkungan sekitar, menalar, belajar dari pengalaman, serta mengambil keputusan atau tindakan untuk mencapai tujuan atau perintah tertentu..
Para ahli membedakan AI menjadi 2 yaitu:
- Narrow AI:
Juga disebut sebagai AI lemah, ditujukan untuk AI yang didesain untuk melakukan pekerjaan spesifik atau pemecahan masalah. Sistem ini unggul dalam pekerjaan yang mereka dilatih namun kurangnya kemampuan kognitif terkait seperti halnya pada manusia. Contohnya berupa voice assistant, pengenalan gambar, dan algoritma rekomendasi.
- General AI:
Juga disebut sebagai AI kuat, ditujukan untuk AI yang memiliki kecerdasan setara manusia yang dapat memahami, mempelajari, dan menerapkan pengetahuan dalam berbagai pekerjaan dan bidang. General AI masih berupa konsep teori dan para ahli terus meneliti dan mengembangkan metode untuk mencapainya
Biasanya, a stereotip daril AI di setting fiksi ilmiah adalah General AI yang memiliki kemampuan yang hampir atau sama bahkan melampaui manusia dalam pekerjaannya. Gagasan atau usulan dalam mengembangkan mesin pintar atau komputer yang membantu atau berpaling dari kita terdengar menarik secara narasi, tetapi disaat yang bersamaan juga memunculkan sejumlah ide yang menarik untuk direnungkan.
Salah satu gagasan yang diusulkan pada media fiksi ilmiah adalah digitasi dari otak manusia. Contohnya, asal mula dari ‘smart AI’pendamping Cortana dalam serial game dan novel “Halo” menyatakan kalau ia dibuat dari duplikat otak Dokter Catherine Halsey dari klon flash.
Hal ini memberikannya kemampuan yang sama seperti manusia. Tidak hanya dapat meneriminformasi dalam jumlah yang sangat besar, ia juga dapat mempelajari dan memahami sekitarnya, bahkan dapat mengambil kesimpulan dari kejanggalan atau hilangnya data. Kecerdasan dari AI ini berasal dari yang disebut sebagai “dynamic memory-processor matrix”.
Menariknya, karena kemampuan mereka untuk berkembang seiring waktu, dapat menyebabkannya untuk memasuki fase Amarah(rampant) karena aliran informasi dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terkumpulnya akumulasi besar-besaran pada kepribadiannya dan malfungsihingga hingga sinyal neural ke vital berhenti,sederhanya mereka cenderung untuk berpikir hingga mati. Dengan demikian, Smart AI memiliki kadaluarsa selama 7 tahun dimana fase amarah(rampancy) mulai muncul. Namun, hal ini masih merupakan capaian yang sangat besar mengingat settingnya dalam tahun 2540an hingga 2550an.