Mohon tunggu...
Patrick AndrasenaTumengkol
Patrick AndrasenaTumengkol Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga

Seseorang yang memiliki ketertarikan pada dunia teknologi

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Komputasi Perilaku Manusia: Filosofi Prinsip Pemikiran Manusia dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan, Inspirasi dari Lensa Fiksi Ilmiah

14 Mei 2023   12:12 Diperbarui: 14 Mei 2023   12:16 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walaupun pendekatan ini memberi kita pandangan dalam implementasi aspek tertentu dari otak dalam pengembangan AI, pentingnya mengingat kalau pemahaman kita mengenai kerumitan pada otak masih terbatas. Otak merupakan organ yang sangat kompleks dan banyak dari fungsinya seperti kesadaran, emosi, dan proses kognitif lanjut masih belum dipahami sepenuhnya dan direplikasikan dalam sistem AI.

Untuk contoh lain dalam AI serupa manusia adalah T-doll dari game smartphone strategi RPG Dolls Frontline (berjudul Girls Frontline di keluaran global). Bersetting di dunia yang dilanda perang pada tahun 2060 dimana perang yang digeluti dengan mesin, faksi kontraktor Griffin & Kryuger memilih untuk mengerahkan T-dolls. T-doll atau singkatan dari Tactical doll adalah android yang dipiloti dengan AI yang bervariasi dalam kelengkapannya dan lebih personal daripada terstandar untuk sebuah angkatan bersenjata. T-dolls dinamai menurut nama senjata yang digunakan, sebagian berupa model sipil yang digunakan kembali dan ada yang dibuat khusus untuk tempur.

T-doll memiliki neural cloud sebagai sistem AI yang menjadi pikiran dari T-doll dan bisa diibaratkan sebagai “jiwa” atau sistem operasi mereka. Neural Cloud adalah sistem perekaman eksklusif dimana memiliki keuntungan untuk dapat dikirim dari dan menuju mainframe untuk menjaga memori mereka agar tidak hilang karena hancur saat bertugas. Memori dari T-doll dapat diunduh ke dalam badan baru. Mengenai keseringan dalam perpindahan data antar badan dihindari dan sangatlah jarang dari kesalahan perangkat keras, namun individual yang berbeda dapat digabungkan kembali seperti halnya. Seperti halnya manusia, T-doll dapat mendapat pengalaman dalam pertempuran, semakin lama mereka dikerahkan lebih mahirlah mereka dengan senjatanya, ditambah dengan pengetahuan taktis membuat mereka lebih efektif dalam pertempuran.

Salah satu dari mekanisme masuk akal yang dikenalkan pada platform ini adalah caching dengan “tidur” T-doll bisa membersihkan cache mereka dengan tidur. Cache yang berlebih dapat menghambat kapasitas prosesnya dan menyebabkan malfungsi. Model standard tidak dapat bermimpi namun dapat secara tidak sengaja mengakses memori lama selama perawatan. Kekurangan penyimpanan dapat menyebabkan T-doll tidak dapat membuat memori baru, menyebabkan malfungsi. Mencadangkan atau penyimpanan Neural Cloud dilakukan diluar tugas karena transfer data yang besar, namun mungkin untuk dilakukan dengan menggunakan perangkat bantu. Kehilangan bagian dari memori mereka dapat meresahkan T-doll. Namun sebagian menganggapnya sebagai kesempatan untuk dihidupkan kembali setelah mati dibandingkan manusia.

T-doll secara anatomi juga serupa manusia, kepalanya menyimpan bagian yang vital dalam fungsi Neural Cloud. Konsekuensinya membuat tulang punggung atas menjadi poin terlemah dalam strukturnya yang akan menghambat seluruh fungsi motorik apabila terputus, dan kerusakan parah pada kepala dapat menjadikan T-doll tidak bisa dioperasikan. Neural cloud terletak di modul khusus yang disebut Neural Core, terletak di bagian torso. Inti ini memiliki sumber daya sendiri untuk menjaga agar neural cloud tetap aman saat dikeluarkan. Biasanya pelepasan inti dilakukan dengan alat khusus namun juga bisa dengan paksa dari badan. Namun, neural core merupakan benda yang rapuh yang mudah rusak. Masih mungkin untuk mendapatkan data dalam inti yang rusak atau kehabisan daya. Tapi sangat rentan terhadap serangan elektronik, tetapi bisa ditangkal dengan penguat sinyal

Bagian yang menyerupai “jiwa” dapat dilihat dalam perkembangan kepribadian, perilaku, dan ekspresi seperti gelisah, bahagia, marah dan sebagainya. Ini dalam ceritanya disebut sebagai kepribadian buatan, bahkan sejumlah model dapat mengembangkan hobi dan sebagian dapat mengakses memori sebagai mimpi. Hal ini juga dipengaruhi dari tingkat kesadaran mereka yang terdiri dari 3 lapis yaitu:

  • Level I yaitu kesadaran dimana berupa kesadaran normal yang dapat menerima stimulus dari luar
  • Level II dimana T-dolls dalam keadaan tak sadarkan diri atau tidur, dimana badan fisik mereka terdiam dan tidak lagi menerima stimulus dari luar dimana seringnya dilakukan pada perawatan atau perbaikan.
  • Level III menyimpan kode dasar dan data inti. Sama seperti alam bawah sadar mereka dan biasanya terjadi apabila dalam perbaikan berat dimana benar-benar terputus kendali pada badan dan tidak bisa bangun tanpa bantuan luar. Bagi yang mencapai tingkat ini, rentan terhadap halusinasi. Memori yang tersimpan pada tingkat kesadaran ini tidak bisa disalurkan keluar dan data integritas dari Neural Cloud akan perlahan semakin rusak seiring waktu, bahkan lebih cepat kalau diunduh dan reparasi berkali-kali pada badan yang sama.

Selain tingkatan kesadaran, stress yang terkumpul pada beberapa model dapat menjadi sebuah malfungsi yang dapat dilihat menyerupai gangguan mental seperti mental breakdown dan halusinasi.

Salah satu T-doll protagonis M4A1 mengalami sesuatu yang sama atau serupa dengan gangguan mental breakdown – Girls Frontline
Salah satu T-doll protagonis M4A1 mengalami sesuatu yang sama atau serupa dengan gangguan mental breakdown – Girls Frontline

Fungsi T-doll juga tergantung pada modul yang terpasang, dan beberapa modul memberikan karakteristik manusia pada mereka untuk memudahkan antarmuka dengan manusia seperti modul ekspresi, namun sebagian dari mereka menganggap kalau merasakan berbagai emosil tersebut meresahkan. Stiap T-doll memiliki kepribadian yang unik yang merupakan sejumlah dari preset dan memori mereka. Modul interaksi sosial dipasangkan untuk gaya bicara tergantung dari pasar yang dituju. Sistem T-doll juga dapat mengemulasi rasa sakit sebagai insentif penjagaan diri dalam pertempuran meskipun sebenarnya bisa dimatikan, terengahnya mereka juga direplikasikan untuk sebagai sistem pendinginan udara untuk komponen internal saat operasi intens. Mereka juga dilengkapidengan modul reaksi biologis untuk mengemulasikan reaksi tubuh manusia seperti bersin yang dapat dimatikan saat beroperasi.Beberapa bahkan memiliki alergi dan menyebabkan sakit perut.

Menariknya, selain baterai dan sumber daya pada umumnya, mereka juga bisa mendapatkan energi dengan “makan”. Meskipun Efisiensi dari masa ke energinya sangat kecil, beberapa T-doll dapat menumbuhkan obsesi terhadap makanan seperti halnya pecinta kuliner.

Tidak penting, namun perilaku yang menyerupai manusia pada T-doll rupanya penting dalam mengurangi efek Uncanny Valley saat mereka berinteraksi dengan manusia pada jangka waktu berkala atau berada dalamlingkungan dengan kondisi stress tinggi. Fungsi tadi yang berupamakan dan minum atau sekedar berwajah dan berekspresi layaknya manusia, dikelompokkan dalam Uncanny Valley Protocol. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun