Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. [QS. Al-'Ankabut: Ayat 8]
Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. [QS. Luqman: Ayat 14]
Dari dua ayat tersebut saja, jelas bahwa kita tidak boleh abai dengan orang tua. Dalam keadaan kepepet pun orang tua mesti dipedulikan. Sibuknya bekerja atau mengurus anak, tidak bisa dijadikan alasan melupakan orang tua. Minimnya penghasilan juga tidak dapat dijadikan sebab untuk tidak berbuat baik kepada orang tua. Besarnya pengeluaran untuk keperluan sehari-hari pun tidak dapat menjadi kausa untuk mengabaikan orang tua.
Mana yang Diutamakan?
Jika saya ditanya mana yang harus kita utamakan antara anak dan orang? Pasti ujungnya mumet, pusing, dan nggliyeng.
Anak dan orang tua jelas sama pentingnya. Tanpa orang tua saya tidak akan lahir. Jika tidak ada anak, hidup akan gersang tanpa semangat. Adanya anak akan menambah motivasi dalam menjalani hidup. Anak adalah pewaris yang akan menjadi kebanggaan. Di pundaknya dipikulkan harapan dan cita-cita orang tua.
Namun, jika ditanya idealnya bagaimana? Tentu akan saya akan menjawab orang tua yang harusnya diutamakan. Jawaban saya merujuk pada sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Dawud. Meskipun---secara pribadi--- saya belum tentu bisa menerapkan jika pada kondisi tersebut.
Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, saya memiliki harta dan anak, sementara orang tuaku membutuhkan hartaku?" Beliau bersabda: "Kamu dan hartamu adalah milik orang tuamu, sesungguhnya anak-anak kalian termasuk hasil usaha kalian yang terbaik. Maka makanlah dari usaha anak-anak kalian." (HR. Abu Dawud no. 3063).
Namun, semua kembali pada situasi dan kondisi. Bagaimana situasi kehidupan kita beserta keluarga, termasuk istri dan anak di dalamnya. Juga situasi dan kondisi orang tua. Jika peran yang kita jalankan dilakukan secara proporsional tentu tidak akan menimbulkan gejolak.
Menyeimbangkan Peran Sebagai Orang Tua dan Anak
Sebagai anak sekaligus orang tua---seperti saya ---memang harus belajar banyak menyeimbangkan peran dari dua tugas tersebut. Tugas sebagai orang tua, juga peran sebagai anak. Keduanya tidak boleh saling meniadakan. Kedua harus tetap berjalan beriringan.