Mohon tunggu...
parman rudiansah
parman rudiansah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca, tidak suka berisik, dan menulis puisi bagian caraku menafsir tabir

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sumpah

28 Oktober 2024   11:02 Diperbarui: 28 Oktober 2024   11:04 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kata yang biasa kami dengar setiap jatuh di angka 28 itu

Evoria yang biasa kami lakukan untuk mengkaji kembali

Rutinitas yang biasa kami lakukan agar kami memaknai lebih

Sumpah juga soal bagaimana

Kami artinya bertekad untuk bersatu

Kami artinya bersiap menghadapi apapun

Kami artinya dengan segenap darah dan nafas kami atasnama persatuan

Kami artinya bukan anda

Kami satu kesatuan

Pewaris peradaban pertama

Kami jamak

Kami mengganti orng banyak

Kami bersama sama total

Benarkah kita masih tidak tahu kami

Benarkah kami bukan kita

Lalu siapa kami dan siapa kita

Perhatikan kami mu dan kita mu

Jadilah utuh memaknai, jangan bodoh

Kami menjadi wir menjadi wij menjadi nous

Menjadi kapan memakai itu penting

Sederhana saja tapi konyol kalau tak paham

Jangan bangga dengan kesalahan nampak hebat namun lucu

Kami kita, kita kami sama jamaknya

Kita dipertemukan kembali

Kita bertemu kembali dengan kami

Menjadi tunggal tanpa anda

Hari ini menjadi manunggal tanpa sekat

Menjadi bulat dan utuh

Kami bersama berlari untuk tunggal bukan satu

Kami bertumpah darah satu tanah air indonesia

Kami berbangsa indonesia

Kami berbahasa indonesia

Finalkah?

Bukankah ini final

28 itu 96 tahun telah berlalu

Kami melakukan apa lagi

Haruskah diam bagaimana kita menjadi lagi 

Bagaimana dengan tanggungjawab kita

Tanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur

Bisakah?

Kenapa harus

Bukankah kami menjadi alasan kita kuat sampai hari ini

Bukankah kami juga yang mengikat kita

Dan kami jugalah landasan kita bersama sama tanpa kita lagi

Kita menjadi kami yang kuat

Adakah alasan selain itu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun