Mohon tunggu...
parman rudiansah
parman rudiansah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca, tidak suka berisik, dan menulis puisi bagian caraku menafsir tabir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lepas

8 Oktober 2024   10:48 Diperbarui: 8 Oktober 2024   11:17 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita berpepatah berolok seolah hanya seloroh 

Pada pagi yang kini hilang

Yang lagi tak peduli datangnya siang bahkan gulitanya

Kepala yang digaruk tak gatal

Pandang mata yang tak pernah mau mencerna

Kini seonggok duka bertanya

Masihkah kita berharap pada laba-laba yang kehilangan mangsa

Pada merpati yang kehilangan sayap

Pada lebah yang kehilangan sarang

Pada matahari yang kehilangan seonggok debu

Luka kau simpan dimana darah kristal itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun