Kita berpepatah berolok seolah hanya selorohÂ
Pada pagi yang kini hilang
Yang lagi tak peduli datangnya siang bahkan gulitanya
Kepala yang digaruk tak gatal
Pandang mata yang tak pernah mau mencerna
Kini seonggok duka bertanya
Masihkah kita berharap pada laba-laba yang kehilangan mangsa
Pada merpati yang kehilangan sayap
Pada lebah yang kehilangan sarang
Pada matahari yang kehilangan seonggok debu
Luka kau simpan dimana darah kristal itu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!