Mohon tunggu...
parman rudiansah
parman rudiansah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca, tidak suka berisik, dan menulis puisi bagian caraku menafsir tabir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lepas

8 Oktober 2024   10:48 Diperbarui: 8 Oktober 2024   11:17 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mencaci lantaran siluet kelam membayang lagi

Bahkan ada juga yang bertanya tanya alamat palsu

Termasuk bertanya dimana nada sinismelankolis berkumandang lagi

Di bawah Mega yang nyaris lenyap 

Berkibar bendera putih 

Sebagai tanda berhenti sementara dari kekonyolan penuh eforia

Kita bertanya tentang arti sebuah ilusi

Permadani mengkelebat diantara puing dan jemari

Tanda jika atraksi segera akan dilangsungkan

Berduyun dari segala

Mercusuar terlalu elok untuk sementara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun