Mohon tunggu...
parman rudiansah
parman rudiansah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca, tidak suka berisik, dan menulis puisi bagian caraku menafsir tabir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Alangkah

26 September 2024   18:46 Diperbarui: 26 September 2024   18:49 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Permata hati menarik diri menumbuk berpeluk lesu

Fajar yang sombong kekar membelai bulan sabit dilangit param

Kini aku pertaruhkan hidupmatiku untukmu

Opera ini berlabuh dibawah merpati bisu

Angin sumbang dari balik gitar mengerat bambu

Rembulan menanjak malu ditanah pribumi

Bunga mawar kemana mengadu bintang bulan merana

Unggun mendinginkan tawanan tawa perjaka

Asahan mantera terkesan tabu dan pilu

Adakah goyangan permainan gembira mata umbrela

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun