Kulitku mengabu diiris tiran
Dagingku membeku diganyang sepi
Langkahku kaku dipotret alis pemburu
Nafasku berdetak ditembok ambisi
Kini akalku saja yang terpatri dalam penjara mawar putih
Inikah kita selalu terjebak baju purnama
Juwita malam engkaukah itu
Pantas katak berkumandang saat kau datang
Jendela tertutup waktu tanpa dentingan
Babak baru penuh tanya luka dan tawa tinggal nama
Jurang abadi terpatri dalam sanubari lelaki keki
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!