Mohon tunggu...
parman rudiansah
parman rudiansah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca, tidak suka berisik, dan menulis puisi bagian caraku menafsir tabir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Alangkah

26 September 2024   18:46 Diperbarui: 26 September 2024   18:49 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kulitku mengabu diiris tiran

Dagingku membeku diganyang sepi

Langkahku kaku dipotret alis pemburu

Nafasku berdetak ditembok ambisi

Kini akalku saja yang terpatri dalam penjara mawar putih

Inikah kita selalu terjebak baju purnama

Juwita malam engkaukah itu

Pantas katak berkumandang saat kau datang

Jendela tertutup waktu tanpa dentingan

Babak baru penuh tanya luka dan tawa tinggal nama

Jurang abadi terpatri dalam sanubari lelaki keki

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun