masihkah kita bersama cahaya
bisakah kita bangun kembali dengan sempurna
mampukan kita bercerita tentang diam
dan apakah kita paham maksudÂ
ini kita sendiri menapak tilas bumi pertiwi
bertanya kepada ilalang di comberan
kita selalu sendiri, kita selalu diam
dan kita hanya biasa bicara
lantas dimanakah mimpi kegerbangan
kemanakah kau kan kayuh sampanÂ
bagaimana kau bisa mengukir tanpa bayang
akankah kita sampai kawan
dimanakah nuranimu sementara kau lacurkan
mana janjimu kaw
an
tentang cinta dan darah
kau selalu berkeras diri
kau selalu bermalas hati
kau juga bermurah bibir
Dan kau debuÂ
sampaikan walau ku tahu angin menghempasmu jauh
tak mungkin secepat kita lantunkan
asa tak sampai darah kita pertaruhkan
tebing menjulang ku tak peduli
tapi
air mata berganti darah
apalah daya aku hanya bercerita dengan riuh padi
ladang luas nyatanya aku sendiri jua
menyelimpangkan klewang di kepalamuÂ
masih tugasku
aku kembali
dan akan kembali lagiÂ
selama saka belum menancap di udara
selama janur belum leburÂ
mengikuti setiap debu yang sempat dititip
tahunku berulang yang kesekian kalinya
aku akan pastikan dan hembuskanÂ
inikah kalian?
masihkah kau tak pahamÂ
haruskan aku telanjangi
terang rembulan di hatimu telah kau tutup
matahari di keningmu telah kau leburkan
inikah kamu kawan
inikah janjimu
aku paham
Â
Ya dan kau hanya janji
sekarangÂ
kaupun masih di dalam janji
jangan salahkan
selamat
LINGGAJATI 10 JUNI 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H