Mohon tunggu...
parman rudiansah
parman rudiansah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca, tidak suka berisik, dan menulis puisi bagian caraku menafsir tabir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Debu

30 Agustus 2024   06:10 Diperbarui: 30 Agustus 2024   06:12 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

masihkah kita bersama cahaya

bisakah kita bangun kembali dengan sempurna

mampukan kita bercerita tentang diam

dan apakah kita paham maksud 

ini kita sendiri menapak tilas bumi pertiwi

bertanya kepada ilalang di comberan

kita selalu sendiri, kita selalu diam

dan kita hanya biasa bicara

lantas dimanakah mimpi kegerbangan

kemanakah kau kan kayuh sampan 

bagaimana kau bisa mengukir tanpa bayang

akankah kita sampai kawan

dimanakah nuranimu sementara kau lacurkan

mana janjimu kaw

an

tentang cinta dan darah

kau selalu berkeras diri

kau selalu bermalas hati

kau juga bermurah bibir

Dan kau debu 

sampaikan walau ku tahu angin menghempasmu jauh

tak mungkin secepat kita lantunkan

asa tak sampai darah kita pertaruhkan

tebing menjulang ku tak peduli

tapi

air mata berganti darah

apalah daya aku hanya bercerita dengan riuh padi

ladang luas nyatanya aku sendiri jua

menyelimpangkan klewang di kepalamu 

masih tugasku

aku kembali

dan akan kembali lagi 

selama saka belum menancap di udara

selama janur belum lebur 

mengikuti setiap debu yang sempat dititip

tahunku berulang yang kesekian kalinya

aku akan pastikan dan hembuskan 

inikah kalian?

masihkah kau tak paham 

haruskan aku telanjangi

terang rembulan di hatimu telah kau tutup

matahari di keningmu telah kau leburkan

inikah kamu kawan

inikah janjimu

aku paham

 

Ya dan kau hanya janji

sekarang 

kaupun masih di dalam janji

jangan salahkan

selamat

LINGGAJATI 10 JUNI 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun