Mohon tunggu...
parman rudiansah
parman rudiansah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca, tidak suka berisik, dan menulis puisi bagian caraku menafsir tabir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Darma

29 Agustus 2024   06:33 Diperbarui: 29 Agustus 2024   06:38 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak harus berpindah mencari sesuap demi sesuap

Kini mereka. Sekali lagi mereka berlari karena tak mau mati di sana

Kini pinggiran menjadi pemuki

Gunung menjadi tempat kedua 

dan air beserta isinya menjadi langkah baik untuk lalu di ambil manfaatnya

Mereka tidak pergi hanya merubah kebiasaan

Hamparan lampu kelap kelip dimalam hari

Tanda bahwa abad baru muncul

Dan kembali bertanya dunia tidak pernah berhenti berubah

Sekarang .....

Sambil mengancingkan baju berlalu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun