Mohon tunggu...
parman rudiansah
parman rudiansah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca, tidak suka berisik, dan menulis puisi bagian caraku menafsir tabir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Darma

29 Agustus 2024   06:33 Diperbarui: 29 Agustus 2024   06:38 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sore itu kala matahari hampir terlelap

Aku dan segerombolan manusia 

Di tepi waduk indah nan memanja

Bersenandung menghabiskan cilok pentol 

Terbahak lepas bersama angin kencang mengikis kulit menipis

Tak mau dirasa tapi begitu terasa 

Musim dingin bulan Agustus

Matahari nampak menjauh enggan

Luka dalam cerita yang kembali

Kisah durjana katanya dibawah sana yang indah

Tepat dibawah riak 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun